• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Selasa, 25 Desember 2012

Musim Liburan, Waspada Jalur Rawan Kecelakaan

Arus lalu lintas di Tugu Jam pasar Kota Boyolali.
Arus lalu lintas liburan Natal dan Tahun Baru di wilayah Boyolali mulai padat sejak beberapa hari lalu. Puncak arus untuk liburan terjadi sejak tanggal 22 Desember hingga 25 Desember mendatang. Sedangkan arus balik diperkirakan akan terjadi pada 30 Desember mendatang. Para pengguna jalan yang melintas di wilayah Boyolali dihimbau untuk berhati-hati dengan kondisi jalur.
Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Sugino, mengatakan mobil-mobil plat luar kota sudah mulai memasuki wilayah Boyolali. Kepadatan arus lalu lintas biasanya terjadi pada sore hari. Pihaknya sudah menempatkan petugas dibeberapa lokasi yang rawan Lakalantas (Kecelakaan Lalu Lintas).
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada pengguna jalan untuk mewaspadai beberapa jalur rawan kecelakaan mulai dari Ampel hingga Banyudono. Mengingat kondisi jalan yang penuh dengan tanjakan, turunan dan belokan tajam. Ditambah lagi dengan cuaca hujan yang terus menguyur wilayah Boyolali, sehingga mengakibatkan jalan menjadi licin.
“Hati-hati melintas di wilayah Boyolali apalagi bila hujan,banyak tanjakan dan turunan,” tandas Kasat Lantas, AKP Sugino.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

30 SD di Boyolali Bakal Diregrouping

Salah 1 Sekolah dasar di Kabupaten Boyolali. (Foto: Google)
Sejumlah Sekolah Dasar di Boyolali bakal digabungkan atau diregrouping. Langkah ini dilakukan terhadap sekolahan yang minim siswanya. Namun pihal Disdikpora juga akan mempertimbangkan jarak antara sekolah yang akan digabung dengan sekolahan lain.
Seperti diungkapkan Kabid SD Disdikpora Boyolali, Darmanto, pertimbangan jarak antar sekolah tersebut agar tidak merepotkan orang tua siswa dalam menyekolahkan anaknya. Selain itu agar tidak membebani siswa dengan jarak sekolah dan tempat tinggal. Untuk tahun 2013 nanti, setidaknya ada 30 SD yang akan digabung.
“Ada sekitar 30 SD yang bakal kita gabung, tapi saat ini masih kita lakukan pengecekan dilapangan,” ungkap Darmanto beberapa waktu lalu.
Beberapa sekolahan yang berpotensi untuk digabung tersebar disejumlah kecamatan, seperti Sawit, Sambi, Nogosari dan Simo. Sekolahan yang sudah diregrouping hasilnya cukup bagus dan efisien,selain itu juga ada penghematan kepala sekolah. Untuk tahun 2011 saja terdapat 4 sekolah yang diregrouping.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Minggu, 23 Desember 2012

Hari Ibu, Wanita Petani Sayur Njoget Tarian Lelaki

Peringati Hari Ibu, para Ibu di lereng Merapi menari
Topeng Ireng.
Puluhan kaum wanita yang notebene petani sayuran ramai-ramai menarikan tarian yang biasa dibawakan kaum lelaki, Jumat (21/12). Acara ini sengaja digelar dalam rangka memperingati Hari Ibu di lereng Gunung Merapi. Meski sangat canggung dan susah mengikuti tiap gerakan, namun mereka tampak antusias menarikannya.
Ada dua tarian yang sengaja ditarikan dalam rangka memperingati Hari Ibu di Lereng Merapi, yaitu Topeng Ireng dan Turonggo Seto. Kedua tarian ini merupakan tarian khas masyarakat Lereng Merapi Merbabu yang biasa ditarikan kaum lelaki. Baru kali ini, tarian yang bercerita tentang keprajuritan ditarikan kaum wanita.
“Sulit sekali gerakannya, satu bulan kita latihan, biasanya cuma melihat saja,tapi kini baru merasakan,ternyata susah juga,” ungkap Sumi, salah satu petani yang ikut menari.
Meski agak asing, tak urung pentas tari dalam rangka Hari Ibu yang digelar di Balai Desa Senden, Selo ini menarik ratusan penonton. Penonton yang sebagian besar masyarakat sekitar mengaku ikut terhibur dengan atraksi tari yang ditarikan ibu-ibu yang sehari-hari bekerja sebagai petani sayuran.
“Ternyata tidak hanya bisa menanam sayuran saja, mereka juga mahir menari,” celetuk salah satu penonton.
Kegiatan ini juga sekaligus menunjukkan betapa besarnya peran ibu dalam keluarga. Meski hanya bekerja sebagai petani, yang mana setiap hari hanya bergelut dengan sayuran dan ladang,kaum ibu ini juga bisa berpartisipasi dalam bidang budaya.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Jumat, 21 Desember 2012

108 Pelajar Ikuti Audisi Misi Budaya ke Eropa

Salah 1 peserta audisi Duta Seni & Misi Budaya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Boyolali selama tiga hari mengadakan audisi Duta Seni dan Misi Kebudayaan ke Eropa di Wisma Pemda, dari tanggal 20-22 Desember untuk tahap pertama yaitu wawancara. Pada tahap pertama ini, audisi diikuti 108 pelajar SMK SMA dari 24 sekolahan di Boyolali. Dari 108 peserta ini nantinya akan diambil 60 peserta dan terakhir 17 peserta.
Untuk proses audisi tahap pertama, Disbudpar mengandeng Ketholeng Institue Boyolali. Koordinator Tim Audisi, Ribut Budi Santoso, tahapan pertama berupa wawancara ini, peserta akan bertemu dengan enam juri. Mereka akan diwawancarai seputar bakat mereka, hobi hingga pengetahuan tentang Boyolali.
“Nah dari tahap pertama ini, kita akan ambil 60 peserta untuk mengikuti tahap kedua berupa pembekalan, tahap pertama ini yang penting adalah melihat kemampuan peserta dalam hal komunikasi,” ungkap Ribut ditemui saat penilaian peserta, Kamis ( 20/12).
Peserta audisi terdiri dari siswa/siswi
kelas X. (Foto: @Ika_arda_Na)
Dari pantauan di lokasi audisi, terlihat beberapa peserta tampak masih canggung saat berhadapan dengan dewan juri. Para peserta ini merupakan hasil penunjukan dari sekolahan, mereka semua kelas 1 SMA/SMK. Beberapa diantaranya mempunyai keahlian yang berbeda-beda seperti menari,menyanyi dan mengambar. Peserta yang berhasil lolos diaudisi terakhir akan menjalani karantina sebelum diberangkatkan ke Eropa sebagai duta seni dan misi kebudayaan Boyolali.
Sementara menurut Naniek Irawati, Kasi Kesenian Bahasa dan Film Disbudpar Boyolali. tim misi budaya ke Eropa ini dijadwalkan berangkat pada pertengahan Juni mendatang. Rombongan tim terdiri dari 17 pelajar, tiga orang pendukung seni, serta lima oficial.
“Tujuannya nanti tiga negara, Perancis, Italia, Belanda atau Belgia,” papar Naniek.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Selasa, 18 Desember 2012

Profil Kecamatan: Banyudono

Lokasi Kecamatan Banyudono.

Banyudono adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Banyudono terkenal karena pemandian umum Pengging. Di pasar Pengging banyak diperdagangkan bebek dan angsa hidup.


Camat: Jaka Diyana, S.Sos (2010)Alamat kantor kecamatan: Jl Pasar Pengging, Banyudono


Desa di Banyudono:

1. Bangak (Kode Pos 57373)
2. Banyudono (Kode Pos 57373)
3. Batan (Kode Pos 57373)
4. Bendan (Kode Pos 57373)
5. Cangkringan (Kode Pos 57373)
6. Denggungan (Kode Pos 57373)
7. Dukuh (Kode Pos 57373)
8. Jembungan (Kode Pos 57373)
9. Jipangan (Kode Pos 57373)
10. Ketaon (Kode Pos 57373)
11. Kuwiran (Kode Pos 57373)
12. Ngaru Aru (Kode Pos 57373)
13. Sambon (Kode Pos 57373)
14. Tanjungsari (Kode Pos 57373)
15. Trayu (Kode Pos 57373)

Nomer Telepon Penting:


1. Polsek Banyudono  – No. Telp. 0271-781 707
2. Kantor Kecamatan - No Telp.  0271 - 784180


Sumber: Wikipedia, Google



Selanjutnya...

Senin, 17 Desember 2012

Profil Kecamatan: Andong

Lokasi Kecamatan Andong.

Andong adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang terletak di antara Kecamatan Klego dan Salam/Gemolong (Sragen).

Camat: Mochhmat Syawalludin, AP, MSI (2010)
Alamat Kantor Kecamatan: Jl Raya Kacangan No 1, Andong.

Desa di Andong:

1. Andong (Kode Pos: 57384)
2. Beji (Kode Pos: 57384)
3. Gondang Rawe (Kode Pos: 57384)
4. Kacangan (Kode Pos: 57384)
5. Kadipaten (Kode Pos: 57384)
6. Kedungdowo (Kode Pos: 57384)
7. Kunti (Kode Pos: 57384)
8. Mojo (Kode Pos: 57384)
9. Munggur (Kode Pos: 57384)
10. Pakang (Kode Pos: 57384)
11. Pakel (Kode Pos: 57384)
12. Palemrejo (Kode Pos: 57384)
13. Pranggong (Kode Pos: 57384)
14. Semawung (Kode Pos: 57384)
15. Sempu (Kode Pos: 57384)
16. Senggrong (Kode Pos: 57384)

Nomer Telepon Penting:

1.Kecamatan Andong  – No. Telp. 0271-332 006



Sumber: Wikipedia, Google



Selanjutnya...

Profil Kecamatan: Ampel

Lokasi Kecamatan Ampel


Ampel adalah sebuah kecamatan di Kabupaten BoyolaliJawa Tengah. Kantor kecamatan Ampel terletak di pinggir jalan raya Solo-Semarang. Atau, antara kota Boyolali dan Salatiga.

Kecamatan Ampel terletak pada ketinggian 520 1.840 meter diatas permukaan air laut ( mpdl ), dan memiliki temperatur udara rata-rata antara 26C 30C. Curah hujan tertinggi muncul antara bulan Desember Maret, berkisar antara 300 350 mm per bulan, sehingga pada bulan-bulan tersebut perlu diwaspadai desa-desa yang berada di lereng Gunung Merbabu karena rawan terjadi tanah longsor. Desa-desa tersebut yaitu Jlarem, Sampetan, Ngadirojo, Ngargoloko, Candisari dan Ngagrong. Pada waktu musim kemarau 6 desa tersebut juga harus extra hati-hati karena juga rawan terhadap bencana kebakaran.

Ampel terkenal karena abon. Abon adalah makanan kering dari daging sapi. Pasar sapi di Ampel cukup besar. Ramai pada hari Kliwon. Sapi dan daging sapi banyak dikirim ke Jakarta dan Yogya.


Camat: Hendrayanto BL, S.Sos (2010)
Alamat Kantor Kecamatan: Jl. Gladagsari, Ampel


Batas Wilayah:

  • Sebelah Utara : Kabupaten Semarang
  • Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
  • Sebelah Timur : Kecamatan Cepogo
  • Sebelah Barat : Kecamatan Selo, Kabupaten Magelang
Kelurahan di Ampel:
1. Banyuanyar (Kode Pos: 57352)
2. Candi (Kode Pos: 57352)
3. Candisari (Kode Pos: 57352)
4. Gladagsari (Kode Pos: 57352)
5. Gondang Slamet (Kode Pos: 57352)
6. Jlarem (Kode Pos: 57352)
7. Kali Gentong (Kode Pos: 57352)
8. Kembang (Kode Pos: 57352)
9. Ngadirojo (Kode Pos: 57352)
10. Ngagrong (Kode Pos: 57352)
11. Ngampon (Kode Pos: 57352)
12. Ngargoloko (Kode Pos: 57352)
13. Ngargosari (Kode Pos: 57352)
14. Ngenden (Kode Pos: 57352)
15. Sampetan (Kode Pos: 57352)
16. Seboto (Kode Pos: 57352)
17. Selodoko (Kode Pos: 57352)
18. Sidomulyo (Kode Pos: 57316)
19. Tanduk (Kode Pos: 57352)
20. Urut Sewu (Kode Pos: 57352)

Nomer Telepon Penting:

1. Polsek Ampel  – No. Telp. (0276)  331 137
2. Kecamatan Ampel  – No. Telp. (0276) 331 345

Sumber: Wikipedia. google


Selanjutnya...

Bendung Kembaran di Banyudono Penuh Sampah, Petani Ngeluh

Kondisi Bendung Kembaran di Desa Jembungan, Banyudono, Boyolali sangat memprihatinkan. Bendungan yang banyak dimanfaatkan petani untuk irigasi ini dipenuhi sampah. Selain sampah, sedimentasi di Bendungan ini sangat tinggi sehingga banyak dikeluhkan oleh petani karena sampah mengotori areal persawahan mereka.
Bendungan Kembaran yang merupakan saluran irigasi yang mengalirkan air dari Umbul Sungsang sebetulnya di bawah tanggung jawab Pemkab. Namun pemkab terkesan cuek dengan kondisi Bendung Kembaran. Padahal air di bendungan tersebut dimanfaatkan untuk mengairi ratusan hektar sawah di Banyudono.
Bendungan yang dibangun pada jaman Belanda ini, merupakan andalan bagi petani setempat. Bila bendungan dibiarkan dengan sendimentasi dan sampah yang menumpuk, petani khawatir akan menghambat aliran air. Selain itu, warga juga khawatir sampah yang menyumbat aliran akan mengakibatkan banjir dan merusak bendungan.
“Ini sampahnya banyak sekali, dimanfaatkan warga dari luar untuk buang sampah, sampai menumpuk, ada plastik sampai alat-alat rumah tangga yang rusak dibuang di sini,” ungkap Joko, warga sekitar yang ikut bergotong royong bersama warga lain membersihkan sampah dan lumpur, kemarin.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Minggu, 09 Desember 2012

Harga Sapi di Pasar Sapi Sunggingan Anjlok Rp 500.000 – Rp1 Juta

Pasar Hewan Sunggingan.
Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor. Penurunan harga diprediksi terjadi hingga pertengahan Desember 2012.
Kepala Pasar Hewan Sunggingan, Teguh Siswanto, kepada Solopos.com menjelaskan penurunan harga yang terjadi selama tiga pasaran ini juga mempengaruhi kunjungan ke Pasar Hewan Sumberlawang, Sragen. “Harganya sudah anjlok selama tiga pahing. Hari ini jumlah sapi yang masuk kurang lebih 900 ekor sapi. Padahal biasanya sampai 1.000 ekor lebih. Penjualan hari ini juga lebih lesu dibandingkan biasanya. Sampai pukul 13.00 WIB baru 200 ekor sapi yang terjual,” paparnya.
Menurut Teguh, kebanyakan penjual dan pembeli sapi yang datang ke Pasar Hewan Sunggingan masih enggan melakukan transaksi karena harga belum stabil. “Harganya masih anjlok dan belum stabil, jadi penjual juga masih enggan melepas sapinya. Pembeli yang datang juga tidak seramai biasanya,” ungkapnya.
Salah seorang pembeli sapi asal Cepogo, Sumadi (56), mengaku sengaja datang ke untuk mengisi kekosongan kandangnya pada saat harga sapi sedang jatuh. “Saya sengaja ke sini membeli sapi karena harganya sedang murah. Kebetulan sapi di rumah sudah saya jual pada waktu Idul Adha. Sapi perah umur kurang lebih satu tahun yang kualitasnya bagus ini saya beli Rp 7 juta. Padahal biasanya sampai Rp 8 juta,” tandasnya.

Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

Mentho Kacang Tholo, Gurih dan Renyah, Obat Ngantuk

Mbah Sayem (70), seorang pedagang mentho di Pasar Kota.
Pernah mencoba makanan khas Boyolali? Selain paru sapi, usus ayam,dendeng, marning jagung, makanan mentho ternyata juga tidak kalah terkenalnya. Bahkan makanan ini sudah masuk di hati masyarakat Boyolali.
Meski banyak dijual di toko-toko, snack, ini juga banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional. Salah satunya Pasar Boyolali Kota. Namun, hanya beberapa yang menjualnya. Salah satunya Mbah Sayem (70) warga Pulisen,Boyolali Kota.
Pada usianya yang telah usur itu, Mbah Sayem tetap semangat membuat dan menjual mentho. Mbah Sayem mengaku sudah sejak berusia 15 tahun berjualan mentho. Dari seharga Rp 5 hingga Rp 500.

“Ini kan turun temurun, tidak pernah ganti jualan, karena sudah banyak langganan, untungnya memang tidak banyak,tapi saya senang jualan mentho,” ungkapnya.
Mentho yang dijual sengaja dibuat sendiri. Ada dua jenis mentho yang dijualnya, mentho kacang tholo dan kacang tanah. Bahan membuat makanan ini menurut Mbah Sayem terdiri dari tepung beras, santan, dan rempah-rempah yang dicampur jadi satu.
“Yang paling banyak dicari mentho kacang tholo, orang Jakarta kalau pas liburan atau lebaran pasti nyari saya, semua diborong,” cerita Mbah Sayem sambil tersenyum bangga.
Nah, Anda ingin mencoba mentho kacang tholo atau kacang tanah bikinan Mbah Sayem, silakan datang ke pintu masuk Pasar Boyolali Kota sisi timur, wajah tuanya akan menyambut dengan senyum ramah, serenyah mentho buatannya.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Jumat, 07 Desember 2012

Warga Berharap Ada Dampak Peningkatan Kesejahteraan Dari Revitalisasi Umbul Tirtomulyo

Umbul Tirtomulyo di Kemasan, Sawit sedang dalam proses revitalisasi.
Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%. Warga sekitar umbul berharap, revitalisasi umbul yang dibangun oleh Pakubuwono X tersebut bisa memberikan peningkatan kesejahteraan.
Warga Umbul RT 001/002, Kemasan, Mursidi, 65, kepada Solopos.com, Jumat (7/12/2012), menjelaskan sebelum ada revitalisasi sudah banyak pengunjung yang melakukan ritual kungkum di Umbul Tirtomulyo. Ke depan Mursidi menilai pengunjung umbul bisa lebih banyak lagi. “Pada dasarnya warga menyambut gembira pembangunan umbul yang nantinya dilengkapi fasilitas wahana permainan air tersebut. Kalau dulu ramainya hanya pada malam ritual, ke depan pasti bisa lebih banyak lagi karena umbul buka pagi-malam,” jelasnya.
Melalui revitalisasi umbul, Mursidi berharap ada peningkatan kesejahteraan bagi desanya. “Kalau bisa perekonomian warga bisa meningkat. Selama 26 tahun saya hanya buka warung kelontong. Nanti kalau ada rejeki, kami juga ingin membuka usaha warung untuk pengunjung umbul,” terangnya.
Camat Sawit, Heri Widono, menjelaskan revitalisasi Umbul Tirtomulyo melibatkan warga sekitar. Sedang penyerapan tenaga pengelolaan oleh warga sekitar, menunggu koordinasi dari Dinas Pariwisata (Disparta) Boyolali. “Sejak pembangunan kami sudah sosialisasi warga yang ingin bergabung untuk ikut dalam proyek pembangunan. Tapi nyatanya warga sekitar juga banyak yang enggan. Hanya beberapa saja. Untuk warga yang ingin bergabung dalam pengelolaan nanti akan kami koordinasi dengan Disparta,” ujarnya.
Heri berharap keberadaan umbul di Sawit bisa mendongkrak perekonomian warga sekitar. “Harapannya bisa memberdayakan warga sekitar. Syukur kalau bisa ada penyerapan tenaga sekitar. Potensi warga yang dikembangkan di Sawit juga bisa ikut terdongkrak,” tandasnya.

Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

Ngalap Berkah, Ritual Buka Luwur di Pantaran

Pengunjung bebas menikmati makanan yang disajikan di ritual Buka Luwur
di Pantaran, Ampel.
Tradisi Buka Luwur di Makam Syech Maulana Malik Magribi Pantaran Ampel Boyolali, Jumat (7/12), seperti tahun-tahun sebelumnya selalu ramai dikunjungi masyarakat. Baik yang datang dari wilayah Boyolali maupun luar kota seperti Salatiga, Semarang, Klaten dan Wonogiri. Masyarakat yang datang dalam tradisi turun temurun tersebut ngalap berkah di makam salah satu penyiar agama islam di Lereng Merbabu.
Tradisi Buka Luwur atau kelambu penutup Makam Syech Maulana Malik Magribi digelar tiap Jumat Kliwon bulan syuro, sebelumnya dilakukan kirab tumpeng dan hasil bumi dari rumah tokoh masyarakat setempat menuju ke makam. Setelah di makam di lakukan doa bersama, dzikir, baru kain lurup di makam Syech Maulana diganti.
Sementara selama prosesi berlangsung, masyarakat sekitar yang datang ke lokasi membawa makanan yang ditaruh dalam tenong atau wadah bambu. Beragam makanan tersebut nantinya dibagikan kepada pengunjung. Setiap pengunjung yang ada dilokasi makam bebas menikmati makanan yang disediakan warga. Mereka bahkan ada yang membawa pulang.
“Iya tadi minta sama warga, ini saya bawa pulang, nanti saya taruh di sawah saya, biar panen berhasil,” ungkap Sutarno, warga Salatiga, yang sengaja datang ke ritual buka luwur untuk ngalap berkah agar panenanya berhasil.
Masyarakat luar yang datang ke lokasi, mempercayai makanan dan kain lurup yang dibagikan akan mendatangkan berkah tersendiri. Bahkan untuk mendapatkan itu semua, beberapa diantaranya sudah menginap di komplek makam yang berada di Lereng Gunung Merbabu.
Disisi lain, Assisten 2 Pemkab Boyolali, Juwaris, mengaku selain tradisi turun temurun, buka luwur ini sekaligus digunakan untuk mempersatu persaudaraan diantara warga.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Kamis, 06 Desember 2012

Misi Kebudayaan ke Eropa Terancam Ditolak

Topeng Ireng asal Selo saat tampil di Keraton Surakarta.
Kalangan DPRD Boyolali yang masuk dalam Badan Anggaran kurang sreg dengan rencana pengiriman delegasi kesenian ke Eropa. Pasalnya, selain menghamburkan anggaran, kegiatan ini dinilai belum memberikan banyak manfaat bagi Boyolali, terutama masukan untuk PAD. Rencana pengiriman delegasi kesenian inipun terancam ditolak.
Fraksi Nurani Rakyat Partai Golkar saat ini mengaku keberatan dengan usulan tersebut. Partai berlambang pohon beringan ini mempertanyakan hasil nyata yang akan diperoleh Boyolali dari pengiriman tim misi kebudayaan ke Eropa dengan anggaran Rp 1,044.000.000,-. Pihaknya juga mempertanyakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai leading sektor terkait program itu.
“Kita melihat belum ada manfaatnya untuk Boyolali, kenapa dinas tidak membuat inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan pariwisata di Boyolali, kan masih banyak pariwisata di Boyolali yang belum dikelola dengan baik,” ungkap Fuadi, Wakil Ketua Banggar yang juga anggota Fraksi Nurani Rakyat Partai Golkar, Kamis (6/12).
Dicontohkan, kondisi obyek wisata di Pengging banyak yang rusak. Dimana kamar mandi yang ada banyak daun pintunya yang hilang. Meski obyek wisata itu telah dipihak ketigakan, namun Dinas juga harus tetap bertanggung jawab.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Pimpinan DPRD, Turisti Hindriya, pihaknya sangat menyayangkan Disbudpar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas terkait misi kebudayaan ke Eropa tersebut. Pihaknya justru mengusulkan, anggaran sebesar itu digunakan untuk menaikkan ikon Boyolali sebagai Kota Susu yang saat ini mulai pudar gaungnya.
“Kan bisa peternak sapi perah di Boyolali dibawa ke Swiss, untuk belajar beternak disana, bagaimana meningkatkan produksi susu sapi,itu akan lebih bermanfaat bagi Boyolali, selain mendapatkan ilmu tentang sapi kita juga bisa memperkenalkan Boyolali di luar negeri,” imbuh Turisti.
Selain itu, kesenian yang akan ditampilkan di Eropa, diantaranya tari Anoman, Rama Shinta,tidak mewakili kesenian lokal di Boyolali. Hal itu justru dianggap menghambu-hamburkan anggaran.
Sebelumnya, Bupati Boyolali, Seno Samudro, sebagai upaya menjalankan misi visinya dalam bidang pariwisata, mempunyai rencana mengirimkan delegasi kesenian ke Eropa. Delegasi ini akan memperkenalkan kesenian dan budaya di Boyolali melalui seni, tari dan suara.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Selasa, 04 Desember 2012

Cegah Bentrok, Siswa SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 Boyolali Kerja Bakti Bersama

Siswa SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4
membersihkan gapura Taman Sono Kridanggo.
Sebanyak 10 orang siswa dari Organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 Boyolali mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Stadion Sono Kridanggo Boyolali dan Badan Kepegawaian Daerah (BPD) Boyolali, Selasa (4/12).
Wakil Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 4, Dwi Astanto, ketika ditemui Solopos.com, Selasa (4/12/2012), menjelaskan kerja sama dua sekolah ini bertujuan untuk mencegah gesekan antarsiswa. “Kegiatan ini diinisiasi dari Dinas Pendidikan Boyolali. Kami menindaklanjuti melalui aksi kerja bakti ini. Harapannya sudah tidak ada lagi gesekan antarsiswa. Mungkin kejadian tempo hari hanya ulah oknum pihak ketiga yang memrovokasi siswa, karena tidak senang melihat sekolah maju,” terangnya.
Peserta kerja bakti, Yuli Astriani, 16, mengaku tertarik ikut kerja bakti karena sudah jengah dengan bentrok antarsiswa yang melibatkan senior-seniornya. “Kalau saya tidak pernah ikut tawuran. Tidak tahu masalahnya apa. Mungkin senior. Tapi kami juga merasakan imbasnya. Saya ikut berpartisipasi dalam kerja bakti ini agar SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 Boyolali bisa bersatu,” tegas siswi Kelas XI SMK Ganesha Tama Boyolali ini.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMK Ganesha Tama, Sukandar, memaparkan kerja bakti ini merupakan bukti untuk menepis kesan hubungan SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 Boyolali yang acap kali diberitakan tidak akur. “Melalui kegiatan ini saya yakin, anak-anak bisa memberi contoh bagi teman-temannya yang lain untuk menjaga hubungan baik antarsekolah. Selama ini kesan yang muncul di masyarakat SMK Muhammadiyah 4 dan SMK Ganesha Tama tidak pernah akur. Ini buktinya mereka bisa kerja sama. Ke depan kami juga berencana melakukan kunjungan industri bersama,” tandasnya.

Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

Sabtu, 17 November 2012

Ini Dia, Peta Daerah Rawan Bencana di Boyolali

Tanah longsor. (Ilustrasi, foto: Google)
Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam seperti banjir dan longsor. Pemetaan dilakukan sebagai antisipasi meminimalkan dan kesiapan dalam menghadapi bencana.
Kepala BKBD Boyolali, Suyitno, mengakui pemetaan kerawanan bencana terus dilakukan mengingat makin tingginya intensitas hujan di wilayah Kota Susu. Beberapa kerawanan bencana yang patut diwaspadai khususnya saat musim penghujan adalah banjir, angin dan longsor. Diakui, khusus untuk tanah longsor kewaspadaan tetap di lereng Gunung Merapi dan Merbabu.
“Longsor tetap di lereng Merapi dan Merbabu, ibaratnya sudah menjadi langganan,” ungkapnya, Sabtu (17/11).
Menghadapi musim hujan tahun ini, diakui Suyitno, pihaknya sudah siap menghadapi bencana karena persiapan yang dilakukan sudah matang. Untuk pemetaan daerah bencana sendiri, seperti erupsi Merapi, banjir lahar dingin, banjir dan tanah longsor sudah dilakukan jauh hari. Beberapa wilayah yang patut diwaspadai terutama untuk bencaa banjir lahar dingin adalah Selo, Cepogo dan Musuk.
Sementara untuk banjir meliputi wilayah Banyudono, Sawit, Teras, Ngemplak, Juwangi dan Nogosari. Sedangkan untuk tanah longsor meliputi Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Simo, Klego dan Sambi. Wilayah-wilayah tersebut akan mendapat perhatian yang serius. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat agar lebih waspada. Pemkab juga sudah melakukan kerjasama dengan jajaran TNI dan SAR.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Selasa, 13 November 2012

Teh Tiongke, Potensi Boyolali yang Belum Tergarap

Teh Tiongke
Desa Jlaren, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali memiliki potensi alam yang sangat hebat. Salah satunya adalah Teh Tiongke. Teh ini dikenal sejak jaman penjajahan Jepang. Teh Tiongke dibuat langsung dari daun yang masih segar. Pengolahanya pun masih sangat sederhana. Meski begitu, manfaat di dalamnya sangat besar.
Salah satu manfaat yang saat ini dipercayai warga sekitar yakni Teh Tiongke bisa untuk menambah dan meningkatkan stamina usai melakukan aktivitas. Karena manfaatnya tersebut, warga Jlarem yang rata-rata adalah petani hingga saat ini masih mengkonsumsinya usai dari ladang.
“Kalau habis dari ladang, sampai di rumah pasti minum Teh Tiongke, cukup diseduh dengan air panas dan diminum dengan mengunyah gula Jawa, badan jadi segar kembali,” ungkap Wiryono, warga Jlarem.
Dinamakan Teh Tiongke, karena saat memetik daun teh yang batang pohonnya tinggi dilakukan dengan meniungkan dahan yang tinggi dengan tangan. Baru kemudian, pucuk daun-daun muda dipetik. Sementara untuk pengolahanya masih sangat sederhana, daun yang telah dipetik di sangrai diatas wajan dari tanah. Setelah agak layu, daun teh diangkat dan dipilin-pilin menjadi kecil. Setelah itu kembali disangrai hingga kering.
Sayangnya, potensi alam tersebut belum mendapat respon dari pemerintah setempat. Hal tersebut diakui salah satu anggota DPRD Boyolali asal Ampel, Dwi Adi. Menurutnya, pemerintah atau instansi terkait harusnya tanggap dengan potensi tersebut. Terlebih dengan maraknya pengobatan herbal yang saat ini menjamur,peluang tersebut mestinya bisa diraih.
“Itulah, potensi yang sangat besar ini kurang mendapat respons, padahal Teh Tiongke banyak sekali manfaatnya,” tandas Dwi Adi ditemui di Gedung Dewan.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Sabtu, 03 November 2012

Kharakter Merapi Berubah, Warga Perlu Tahu

Gunung Merapi dari Pasar Selo
Berubahnya Gunung Merapi pasca letusan tahun 2010 harus segera disosialisasikan ke masyakat sekitar. Pasalnya, bila perubahan kharakter Merapi ini tidak segera disosialisasikan segera akan menjadi bencana besar bila Merapi meletus. Selama ini masyarakat di lereng Merapi menghafal bila terjadi letusan,yaitu dengan ditandai erupsi.
Relawan Jaringan Lingkar (Jalin) Merapi, Mujianto mengatakan, perubahan kharakter pada Merapi sudah mulai dirasakan sejak tahun 2011 lalu, atau setahun setelah erupsi. Perubahan tersebut semakin kentara dengan hilangnya puncak Merapi akibat longsor. Perubahan yang terjadi dimana saat ini Merapi lebih sering mengeluarkan embusan atau asap Sulfatara. Embusan yang terjadi ini diakibatkan puncak Merapi saat berbentuk seperti topi.
“Masyarakat harus segera tahu perubahan kharakter Merapi, kondisi sekarang lebih sering mengeluarkan asap atau embusan, itu harus disosialisasikan ke masyarakat di lereng Merapi biar mereka tidak khawatir,” ungkap Mujiyanto, Sabtu (3/11).
Meski sering mengeluarkan embusan, kondisi tersebut justru dinilai aman. Pasalnya gas magma dari perut Merapi bisa keluar dan sehingga energinya tidak besar. Beda halnya bila asap tidak keluar, maka akan menyimpan energi yang besar dan membahayakan karena bisa terjadi letusan.
Diakui Muji, hingga saat ini belum ada sosialisasi ke masyarakat di lereng Merapi terkait perubahan kharakter oleh pemerintah daerah. ”Sama sekali belum tersosialisasikan,” tandasnya.


Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Senin, 10 September 2012

Terkendala Dana, CFD di Boyolali Diadakan Tak Tiap Pekan

Car Free Day di seputaran Pasar Boyolali Kota.
Terkendala dana, Car Free Day (CFD) hanya dilaksanakan pada pekan pertama dan ketiga dalam satu bulan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo), Sigit Harimulyo, saat ditemui solopos.com, Senin (10/9/2012), di kantornya.
“Rencana CFD digunakan untuk memamerkan produk yang dihasilkan masyarakat Boyolali. Tapi selama ini belum ada anggaran untuk pelaksanaan CFD, jadi CFD sejauh ini masih uji coba. Selain itu, SKPD yang rencananya sebagai pengisi acara dalam acara tersebut juga masih kurang persiapannya. Jadi CFD belum bisa rutin pelaksanaannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sigit menuturkan tidak menentukan acara apa yang harus disajikan setiap SKPD. SKPD diharapkan menunjukkan potensi dari warga binaan atau potensi daerah masing-masing.
Terkait sosialisasi pelaksanaan CFD, Sigit mengaku masih lemah. Pihaknya belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat.
“Selama ini sosialisasi, kami lakukan melalui radio milik pemerintah daerah dan juga instansi, seperti kecamatan dan dinas untuk bisa menyampaikan kepada warga. Kami belum bisa melakukan sosialisasi melalui spanduk karena masalah dana,” tuturnya.
Sigit juga mengungkapkan apabila dana sudah tersedia dan perbaikan jalan lingkar utara sudah selesai, area CFD akan diperpanjang dari Terminal Sunggingan sampai batas kota.
“Pembangunan jalan lingkar utara yang belum selesai, membuat kami waswas karena sewaktu-waktu jika ada kemacetan di jalan lingkar, bus dan truk dialihkan ke jalan kota. Hal tersebut pastinya akan mengganggu pelaksanaan CFD,” akunya.
Lebih lanjut Sigit mengatakan rencana ke depan, CFD dilaksanakan setiap pekan. Hal tersebut bisa dilaksanakan ketika dana, sarana, prasarana dan SKPD sudah siap. Sementara itu, terkait kendaraan yang masih melewati jalur CFD. Sigit menuturkan pihaknya sulit mengatur.
“Setiap minggu pagi, Masjid Al Anwar yang terletak di Jl Pandanaran 70 ada pengajian. Selesai pengajian, mereka melewati area CFD. Kami sulit mengontrol karena keterbatasan SDM,” ungkapnya.

Sumber: solopos.com


Selanjutnya...