• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Senin, 30 April 2012

Ikutilah..!! Pemilihan Mas Dan Mbak Duta Wisata Kab. Boyolali 2012

Duta Wisata Boyolali 2011.
Pemkab Boyolali mulai membuka pendaftaran Mas dan Mbak Duta Wisata Boyolali 2012. Pendaftaran Duta Wisata Boyolali ini dibuka 1 Mei hingga 16 Juni mendatang. “Persyaratan tidak banyak berbeda dengan tahun lalu. Hanya saja ada perubahan pada tinggi badan. Untuk perempuan minimal 165 cm dan lelaki 170 cm,” papar Kabid Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali, Neneng Dewi Setyowati saat ditemui solopos.com di kantornya, Senin (30/4).

Diharapkan, remaja asli Boyolali dengan usia minimal 17 tahun dan maksimal 25 tahun dapat mengikuti ajang ini. “Dia harus ber-KTP asli Boyolali. Ajang ini juga untuk mengetahui sejauh mana kemampuan muda-mudi Boyolali mengenal daerahnya,” urainya.

Neneng pun memaparkan pada 19 Juni akan digelar technical meeting. Agenda selanjutnya serangkaian tes seperti tertulis, wawancara, beauty class, tes potensi diri. Peserta akan dikarantina mulai tanggal 27-29 Juni.  Malam grand final acara ini akan dihelat pada 30 Juni 2012 mendatang. Semua kegiatan karantina dan malam grand final akan diselenggarakan di HOTEL GRAND CANYON RESORT & SPA, Jl. Tentara Pelajar, Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Boyolali (dekat Bandara Adi Soemarmo).


Dan berikut adalah syarat-syarat pendaftaran Mas dan Mbak Duta Wisata Kab. Boyolali 2012:


Persyaratan Umum:
  1. Warga Boyolali yang belum menikah.
  2. Pendidikan minimal SMU, SMK, MA, Akademi, atau Perguruan Tinggi.
  3. Umur minimal 17 tahun dan maksimal 25 tahun terhitung tanggal 31 Desember 2012.
  4. Tinggi badan minimal 165 cm untuk wanita dan minimal 170 cm untuk pria.
  5. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kab. Boyolali.
  6. Surat Ijin Orang Tua atau Surat Rekomendasi Dari Sekolah bagi yang berstatus pelajar.
  7. Surat keterangan berbadan sehat  jasmani maupun rohani dari Dokter.
  8. Daftar riwayat hidup.
  9. Pas foto berwarna: Ukuran 4 x 6 ditempel pada formulir pendaftaran; Foto close up dan foto seluruh badan ukuran post card dengan baju batik dan background/latar belakang warna putih masing-masing 1 lembar.
  10. Mengisi formulir pendaftaran.
  11. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) per peserta dengan fasilitas: 1 (satu) buah t-shirt, beauty class, piagam penghargaan, snack dan makan selama acara.
  12. Hadiah: Juara I,II, dan III Putra Putri akan mendapatkan uang pembinaan dan  piagam penghargaan.



Persyaratan khusus pada babak final: 

-Pakaian kejawen lengkap gaya Surakarta untuk Putra Putri.
-Kain corak slogan Solo (tidak boleh prada)
-Khusus Putri: Kebaya kutu baru, gelung biasa dengan borokan; Non brokat dan tidak transparan.




Materi penilaian: 
  1. Pengetahuan umum.
  2. Pengetahuan tentang kepariwisataan dan pariwisata Boyolali.
  3. Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris.
  4. Personality (kepribadian) dan etika.
  5. Appereance (penampilan).
  6. Potensi diri.

Tempat Pendaftaran:

Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Boyolali
Jl. Raya Solo-Boyolali KM. 2, Mojosongo, Boyolali
Telp. (0276) 321 150


Contact Person:

Dilla: 0856 4744 7659
Ressa: 0857 2730 0015
Ferra: 0852 8030 007
Galuh: 0821 3441 8881


Pendaftaran dibuka tanggal 1 Mei dan ditutup tanggal 16 Juni 2012. Buruan daftarkan diri kalian. :)




 Sumber: solopos.com, pariwisataboyolali.info.

Selanjutnya...

Sabtu, 28 April 2012

Bupati Resmikan Jembatan Gantung Di Kecamatan Selo

Bupati Boyolali Drs. Seno Samodro meresmikan penggunaan tiga buah jembatan gantung dan satu buah permanen di Kecamatan Selo Boyolali. Peresmian ini menyusul telah selesainya pembangunan jembatan gantung Sepi, Kajor dan Ladon di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, melalui dana Badan Nasional Penaggulangan Bencana ( BNPB ), Saptu,28/4/2012.
 
Peresmian yang dipusatkan di Dk Sepi Desa Jrakah Selon, Bupati Boyolali bersama – sama perwakilan Pejabat PU Pusat dan BNPB mencanangkan penanaman pohon penghijauan di sekitar sungai dan jembatan yang diresmikan, diharapkan disamping untuk tameng erosi akibat banjir juga bermanfaat untuk penghijauan.

Sebagaimana diketahui jembatan ini dibangun kembali dikarenakan jembatan lama mengalami kerusakan / hanyut sebagai dampak eruspsi Merapi pada tahun 2010. Bupati Boyolali menyampaikan “ dengan diresmikannya tiga jembatan ini, maka tranportasi dan mobilitas penduduk yang melaui jembatan tersebut lancar kembali, serta   mendukung kemajuan roda perekonomian masyarakat terutama untuk angkutan hasil bumi dari daerah lereng merapi yang terkenal dengan hasil sayur – mayur”. Bupati Boyolali berpesan” agar jembatan ini dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya, jangan melebihi tonase maksimal yang diprasaratkan, sehingga awet dan umur penggunaannya menjadi lama”.


 Menurut Asisten II Sekda Kab. Boyolali Ir. Juwaris, masih ada dua jembatan Gantung di Windu, Desa Klakah serta Takeran, Desa Tlogolele yang sampai saat ini masih dikebut pengerjaanya”. Dijelaskan pula oleh Ir. Juwaris, setelah proyek pembangunan jembatan gantung ini akan disambung dengan adanya rekonstruksi. Pemkab Boyolali mendapatkan dana sebesar Rp32miliar untuk sejumlah kegiatan rehab rekonstruksi. Antara lain, proyek pembangunan jembatan permanen serta pengadaan benih bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi Merapi. “Rehab rekonstuksi  juga akan dilaksanakan tahun ini. Banyak sekali kegiatan perbaikan terutama di sejumlah infrastruktur yang terkena erupsi Merapi dua tahun lalu,” tambahnya. Juwaris memaparkan salah satu rehab rekon bakal memperbaiki jembatan permanen di Dukuh Sepi Jrakah. Pasalnya, jalur ini untuk lalu lintas kendaraan sayur-mayur. Sebab, tidak memungkinkan mobil sayur melewati jembatan gantung yang kapasitas tonasenya terbatas.
 
Sementara itu, Kepala Pelaksana Proyek PT Amarta Karya, Yusanto menegaskan untuk kendaraan yang melebihi tonase diminta tidak melewati jembatan gantung. Menurutnya, aturan batas maksimal 3 ton harus dipatuhi jika ingin umur jembatan gantung ini lama. “Di samping itu, harus ada pengecekan rutin untuk mengetahui kondisi jembatan. Jika ada yang rusak bisa segera diperbaiki untuk keberlangsungan ke depannya nanti,” pungkasnya.





Selanjutnya...

64 Jenis Kesenian Berkembang di Merapi-Merbabu

Perkembangan kesenian di Kecamatan Selo patut mendapat acungan jempol. Dari waktu ke waktu, jumlah kelompok seni di kecamatan yang berada di lereng Gunung Merapi-Merbabu terus bertambah. Tidak hanya perkembangan yang pesat, namun regenerasinya juga berkembang dengan baik.

Dari data di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Boyolali, tercatat ada 64 jenis kesenian yang tumbuh berkembang di lereng Merapi Merbabu. Ada berbagai macam jenis kesenian yang ada, mulai dari bentuk tarian hingga keprajuritan. Tarian Keprajuritan paling mendominasi di masyarakat Merapi Merbabu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Boyolali, Sugianto, mengungkapkan pihaknya terus melakukan monitoring terhadap perkembangan kesenian di Selo. Tidak hanya itu, dinas juga membuat terobosan baru dengan membuatkan lifleat, buku dan CD dalam mempromosikan kesenian di Boyolali, khususnya di Selo.

Salah satu upaya yang saat ini sedang digarap adalah dalam rangka sosialisasi sapta pesona. Dalam hal ini, dinas melakukan pendekatan berbagai unsur wisata di Selo, seperti kelompok seni, homestay. “Kami coba ajak mereka untuk satu kata dalam pengembangan kesenian di Boyolali, masih banyak hal yang harus kita benahi,biar semua kelompok seni dapat terwadahi dengan baik,” ungkapnya, Sabtu ( 28/4).

Berbagai jenis tarian yang saat ini berkembang di Selo seperti Turonggo Seto, Topeng Ireng dan Tari Keprajuritan. hanya saja banyak pihak yang menilai gerakan tarian berbagai kelompok hampir mirip dan masih kurangnya kreasi.



Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Kamis, 26 April 2012

3 Kabupaten Berjaya

Kabupaten Boyolali, Karanganyar dan Sukoharjo, merupakan tiga dari 10 kabupaten terbaik di Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Hasil tersebut berdasarkan penilaian yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Sedangkan Kota Solo, tak memperoleh penghargaan kalah dengan Kota Magelang dan Semarang. "Berdasarkan hasil evaluasi, tahun ini tiga provinsi dinyatakan paling baik prestasi dan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, demikian juga 10 kabupaten dan 10 kota," ujar Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dalam sambutan acara peringatan Hari Otonomi Daerah XVI di Hotel Borobudur, Jakarta, seperti dikutip Vivanews Rabu (25/4).

Untuk provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Adapun kabupaten yang mendapat skor penilaian 10 terbaik adalah Sleman, Wonosobo, Boyolali, Karanganyar, Jombang, Luwu Utara, Kulon Progo, Pacitan, Sukoharjo, dan Bogor. Kemudian, untuk 10 kota yang mendapat peringkat kinerja terbaik adalah Yogyakarta, Magelang, Tangerang, Semarang, Samarinda, Bogor, Sukabumi, Depok, Makassar, dan Cimahi.

Direktur Jenderal OTDA Kemendagri Djohermansyah Djohan mengatakan penetapan tersebut berdasarkan hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) seluruh Indonesia melalui Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) 2010. "Evaluasi ini merupakan langkah strategis Kemendagri untuk menilai keberhasilan daerah dalam melaksanakan OTDA," katanya.

Wakil Presiden RI, Boediono menyatakan, para pimpinan daerah yang mendapat penghargaan itu patut berbangga."Selamat kepada 23 pemenang. Kita bangga atas hasil kerja pimpinan dan pengelola daerah tadi," kata Boediono.

Menurut Boediono, sistem reward and punishment untuk memotivasi kinerja yang lebih baik memang harus ada. Meski begitu, menurut Boediono, masih banyak hal yang harus dibenahi terkait otonomi daerah. Desentralisasi sebagai upaya melaksanakan otonomi daerah yang luas dalam kerangka NKRI harus diatur agar menjadi semakin baik di masa mendatang.

Wajar Tanpa Pengecualian

Atas prestasi yang diraih, Bupati Boyolali Seno Samudra mengaku bahagia dengan prestasi yang diraih Pemkab Boyolali. "Sukses ini untuk masyarakat Boyolali. Sekarang ini, Boyolali meraih juara ketiga. Dua tahun lagi Insya Allah akan lebih baik lagi," tegasnya.

Seno bertekad untuk terus melakukan peningkatan kinerja dalam hal penataan aset sehingga nantinya Boyolali bisa mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).


Keinginan kuat untuk mendapatkan predikat tersebut juga disampaikan Bupati Karanganyar Rina Iriani. Pemkab Karanganyar yang kedua kalinya mendapatkan predikat sebagai kabupaten terbaik dari Mendagri ini juga memiliki cita-cita meraih predikat WTP

"Alhamdulillah untuk kedua kalinya Karanganyar masuk menjadi salah satu dari 10 kabupaten terbaik se-Indonesia. Jika dulu peringkat kesembilan, sekarang kami bisa peringkat keempat. Ke depannya, kami berharap Karanganyar bisa mendapatkan predikat WTP," tuturnya kepada Joglosemar, Rabu (25/4), malam.

Saat dihubungi Joglosemar, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengaku bangga lantaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo menjadi salah satu dari 10 kabupaten yang mendapat predikat terbaik dari Menteri Dalam Negeri. Menurutnya, predikat tersebut dapat diraih lantaran kedisiplinan para pegawai Pemkab Sukoharjo dalam bekerja. "Ke depannya, saya berharap semua unsur yang ada di Pemkab Sukoharjo bisa lebih meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja," ujar Wardoyo.



Sumber: harianjoglosemar.com
Selanjutnya...

Minggu, 22 April 2012

CFD di Boyolali Baru Sebatas Hura-Hura


Ujicoba car free day (CFD) tahap ketiga, Minggu (22/4) dinilai sebagian masyarakat  masih sebatas hura- hura. Kegiatan belum mampu menarik minat kelompok sen” ujar seorang peserta CFD, Abdul (41), Minggu (22/4).i maupun UMKM. “Ya, saya melihat baru sebatas itu,
Diakui, dari rangkaian ujicoba, jumlah peserta juga terus bertambah. Apalagi, jalurnya ditambah, sebelumnya hanya dari perempatan Taman Kridanggo hingga perempatan Seiko atau sebelah timur Pasar Kota Boyolali sepanjang 0,5 km. Kini diperpanjang kearah timur hingga perempatan depan SMPN 2 Boyolali.
Namun demikian, penumpukan keramaian masih terpusat di kawasan tugu jam depan Pasar Kota Boyolali. Akibatnya, kegiatan terlihat semrawut serta terjadi kebisingan suara dari kegiatan beberapa kelompok masyarakat. Semakin ke timur, suasana semakin sepi.
Kondisi ini kemungkinan disebabkan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. “Perlu dikaji lagi serta menggandeng kelompok seni dan olahraga maupun UMKM,” timpal Tanto(29) peserta lainnya.
Ditemui di lokasi CFD, Wabup Boyolali Agus Purmanto mengakui, pihaknya masih terus melakukan kajian terkait pelaksanaan CFD. Hasil ujicoba akan dibahas medalam guna menentukan langka ke depan saat peresmian yang akan digelar Juni mendatang. “Termasuk panjang ruas jalan akan dikaji,” tuturnya.


Sumber: suaramerdeka.com. Foto: @normantis_.


Selanjutnya...

Kamis, 19 April 2012

Wacana Penambahan Jalur Car Free Day

Setelah Uji Coba kedua pelaksanaan Program Car Free Day (CFD) dinilai sukses, maka Pemkab Boyolali berencana untuk menambah panjang jalur CFD. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesra Setda Kabupaten Boyolali, Ir. Juwaris dalam amanatnya pada apel pagi PNS di lingkungan kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Boyolali hari ini, Selasa (17/4).

"Kegiatan Uji Coba kedua Car Free Day pada hari Minggu (15/4) berlangsung cukup meriah dan   diikuti oleh warga masyarakat Boyolali bahkan dihadiri oleh warga dari Solo Baru. Melihat kenyataan tersebut, maka ada rencana untuk menambah jalur Car Free Day dan hal itu telah kita haturkan kepada Bapak Bupati yang ternyata disetujui," demikian Juwaris mengatakan.

Untuk wacana penambahan jalur CFD tersebut -yang semula dimulai dari perempatan Polsek Kota Boyolali sampai perempatan Seiko (sebelah Timur Pasar Kota Boyolali), maka nantinya akan dimulai dari perempatan Polsek Kota Boyolali ke arah Selatan-Timur sepanjang jalan Pandanaran dan berakhir di perempatan sebelah Barat SMP 2 Boyolali- akan ditambah juga waktu pelaksanaannya yakni mulai pukul 05.30 hingga 08.30 WIB.

"Sebagai wujud dari antusiasme masyarakat, maka ada pihak yang telah siap meramaikan CFD berikutnya dengan grup dance-nya," demikian ditambahkan Ir. Juwaris.

Sumber: boyolalikab.go.id
Selanjutnya...

Senin, 16 April 2012

Jembatan Miliaran Rupiah, Umurnya Cuma 4 Tahun

Tahukah Anda, lima jembatan gantung yang dibangun dengan dana miliaran rupiah di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Selo, Boyolali ternyata umur penggunaannya secara teknis hanya untuk empat tahun. Untuk itu, pihak pengelola mengajak masyarakat untuk merawat dan memelihanrnya.

Masyarakat di lereng Merapi diharapkan ikut memelihara keberlangsungan jembatan gantung. Meski jembatan tersebut dibangun dengan anggaran dari pusat, tapi keberadaanya sangat menguntungkan bagi warga lereng merapi.

Kepala Operasi PT Amarta Karya, selaku pelaksana pembangunan jembatan, Yusanto, mengakui hal tersebut. Namun dijelaskan juga, bila jembatan dirawat dan dipelihara dengan baik maka bukan tidk mungkin umur bisa berlangsung lama.”Kita contohkan jembatan gantung di Aceh yang dibangun antara tahun 90an, karena dirawat dengan baik, hingga kini jembatan tersebut masih berfungsi dengan baik,” tandasnya, Senin (16/4).



Setelah difungsikan, nantinya tidak semua mobil bisa melintasi jembatan gantung yang memiliki lebar 2,85 meter. Mobil yang melintas akan dibatasi dengan beban maksimal 3 ton. Lebih dari itu harus melintas di bawah jembatan. Selain itu, semua jenis truk juga dilarang melintasi jembatan.

Lima jembatan gantung di wilayah lereng Merapi, Selo meliputi jembatan gantung Sepi panjang 96 m tinggi 75 meter, jembatan gantung Ladon panjang 75 meter tinggi 40 meter, jembatan gantung Windu panjang 120 meter tinggi 60 meter, jembatan gantung kajor Panjang 90 meter tinggi 50 meter dan jembatan gantung Takeran panjang 36 meter dan tinggi 55 meter.






Selanjutnya...

Minggu, 15 April 2012

#BylFoto: Uji Coba CFD Tahap II

Uji coba car free day (CFD) kali kedua yang digelar Minggu (15/4) semakin ramai. Berbeda dengan Jumat lalu yang banyak didominasi kalangan PNS, pada uji coba CFD Minggu, peserta didominasi masyarakat umum.


Sementara itu muncul usulan agar jalur CFD diperpanjang, karena jalur yang ada saat ini dinilai terlalu pendek. Pengamatan Joglosemar, dibandingkan uji coba pertama, masyarakat yang hadir bertambah banyak, mencapai ribuan orang, baik kalangan dewasa maupun anak-anak.


Masyarakat terlihat memenuhi jalan protokol Boyolali yang ditutup selama dua jam untuk CFD, yakni Jalan Pandanaran mulai perempatan Polsek Boyolali Kota hingga perempatan Seiko, timur Pasar Boyolali.


Berbagai kegiatan, mulai dari senam aerobik, drum band anak sekolah, maupun komunitas free style sepeda ikut menyemarakkan suasana CFD yang dibuka mulai pukul 06.00-08.00 WIB. Selain jumlah warga lebih banyak, CFD kali ini juga terlihat lebih merata dan tidak hanya terkumpul di satu titik, yakni tugu jam saja.


Meski demikian, sejumlah pengendara sepeda menyayangkan jalur CFD yang termasuk pendek. Akibatnya, mereka tidak leluasa berolahraga dengan naik sepeda. Mereka berharap jalur CFD dapat diperpanjang lagi. "Kalau lebih panjang dan jauh kan lebih enak, tidak berjubel dengan peserta CFD yang lain",  tutur Ari (25), warga Boyolali.


Menanggapi aspirasi tersebut, Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto yang turut dalam CFD menyatakan, akan mempertimbangkan aspirasi tersebut. Pihaknya juga menyatakan senang dengan apresiasi positif yang disampaikan warga. "Akan kami pertimbangkan, nanti akan kami evaluasi lagi apakah perlu diperpanjang atau tidak," terang Agus.


Terkait uji coba CFD tersebut, pihaknya meminta kalangan memberikan masukan, yang dapat disampaikan langsung atau melalui surat ke Pemkab. Bahkan menurut Agus, masyarakat juga bisa menyampaikan aspirasi melalui akun facebook miliknya.


Dia juga menyatakan, setelah uji coba kali ini akan digelar lagi satu kali uji coba CFD, yakni tanggal 22 April mendatang. Sedangkan untuk pelaksanaan secara resmi program CFD baru akan digelar bersamaan dengan HUT Boyolali mendatang.


Dan berikut adalah beberapa foto dari Cah-cah yang masuk ke twitter Ibo:




1. Foto bareng petugas keamana CFD. Oleh @afan28oye




2. Drumband anak SD. Oleh @KusbandriyoHery




3. Maen bola. Oleh @KusbandriyoHery





4. Onthelan Klaten turut serta CFD Boyolali. Oleh @alwinsurgent




5. Kumpul onthelan CFD Boyolali. Oleh @alwinsurgent




6. #CFD pagi in di kota susu. Oleh @kusbandriyoHery


.
.






Selanjutnya...

Jumat, 13 April 2012

CCTV Dipasang, Banjir dan Longsor di Merapi Terpantau

Longsor dan banjir di daerah rawan bencana Merapi dapat terpantau melalui circuit cable televison (CCTV). CCTV ini terhubung di sejumlah titik pengamatan yang ada di wilayah Merapi. Pemantauan bencana di Merapi dapat dipantau di Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Titik pengamatan dipasang di puluhan titik wilayah bencana Merapi, terutama di alur sungai yang berhulu di Merapi. Segala aktivitas bencana baik itu banjir lahar dingin maupun longsor dapat termonitor di layar monitor yang terpasang. Untuk wilayah Boyolali, CCTV dipasang di alur Sungai Klampahan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Hasanudin, mengakui dengan adanya CCTV didaerah bencana Merapi akan memudahkan pihaknya melakukan pemantauan di daerah bencana. “Kami akan mudah melakukan pemantauan bila terjadi bencana dan akan mudah untuk melakukan antisipasi,” ungkap Hasanudin.

Selain memantau sejumlah titik rawan banjir lahar dingin, CCTV juga dapat memantau merapi melalui seismograf secara online. Sehingga bisa difungsikan sebagai early warning system atau peringatan dini.


Sumber: timlo.net
Selanjutnya...

Biogas Belum Dimanfaatkan: Bikin Irit Rumah Tangga tapi Terkendala Dana

Selain komoditas susu sapi, Kabupaten Boyolali juga menyimpan potensi besar akan biogas dari kotoran ternak. Sayangnya, potensi ini belum terserap dengan baik. Peternak belum mengembangkan potensi biogas menjadi penganti energi lain, seperti elpiji dan minyak tanah.

Hal tersebut diungkapkan dalam seminar Arah Pengembangan Energi Alternatif di Gedung Serba Guna Dinas Peternakan ,Penggung Boyolali, Kamis (12/4).

Potensi biogas sebagai sumber energi alternatif dapat memangkas kebutuhan bahan bakar terutama dalam sektor rumah tangga. Sehingga dengan adanya biogas tersebut dapat mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak. Selain itu juga dapat mempertahankan ekonomi masyarakat.

“Masyarakat terutama peternak wajib mencoba pembuatan biogas dari kotoran sapi, sayang kan bila tidak dimanfaatkan dengan baik,” ungkap Bungaida, Kasi Sumber Daya Alam dan Kesenjangan Perekonomian Dirjen Kesbangpol Kemendagri. Dirjen sendiri akan berupaya dengan mengajukan anggaran untuk meningkatkan ketahanan ekonomi di masyarakat.

Disisi lain, Kepala Disnakan Pemkab Boyolali, Ir Darsono, mengakui potensi besar tersebut. Hanya saja, pengembangan biogas belum optimal dilakukan karena terkendal biaya. ”Pelatihan sudah kami lakukan, potensi juga ada, tapi seringkali terhenti karena terkendala biaya,” tandas Darsono.

Sementara populasi ternak sapi potong di Boyolali saat ini sebanyak 97.986 ekor, kerbau sebanyak 1.233 ekor dan sapi perah sebanyak 87.793 ekor. ternak tersebut memproduksi kotoran rata-rata sebanyak 15 kilogram per ekor per hari.


Sumber: timlo.net




Selanjutnya...

Kamis, 05 April 2012

Menengok Pesanggrahan Paku Buwono X Di Cepogo, Boyolali

Salah satu raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, SISKS Paku Buwono X yang baru saja memperoleh gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah, banyak membangun berbagai bangunan yang hingga kini masih bisa kita saksikan. Namun sayangnya, ada sejumlah bangunan yang kini rusak dan tak terawat, meski sebenarnya memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
Salah satunya adalah pesanggrahan di Desa Paras, Kecamatan Cepogo. Kondisi pesanggrahan Pratjimohardjo itu kini rusak berat. Padahal, bangunan ini merupakan salah satu tempat bersejarah. Bukan hanya sejarah tentang Keraton Surakarta melainkan juga perjuangan pahlawan nasional Slamet Riyadi.
“Dahulu kala memang masih utuh. Namun, sejak agresi militer zaman Belanda dulu pesanggrahan ini dibakar oleh tentara Indonesia. Tujuannya agar tidak digunakan oleh Belanda,” ujar seorang abdi dalem keraton, Partiyah yang diberi tugas sebagai penjaga saat ditemui wartawan, bersama suaminya, Mulyanto.
Partiyah menuturkan Tentara Pembela Tanah Air (Peta) yang dipimpin oleh Slamet Riyadi pernah menjadikan pesanggrahan tersebut sebagai markas. Akan tetapi, saat agresi militer Belanda pada tahun 1949 kompleks itu dibakar karena dikhawatirkan markas tersebut direbut oleh Belanda.
Pesanggrahan yang kini tinggal bekas bangunan dan puing-puing ini konon dulunya sangat megah. Saking mewahnya bahkan sampai seperti miniatur istana keraton. Selain dilengkapi dengan halaman luas yang luas, juga ada pendapa, tamansari dan dalem ageng yang sering digunakan oleh Sinuhun Paku Buwono X untuk tetirah.
Tempat yang biasa digunakan untuk beristirahat sang raja itu kini tinggal puingnya saja. Bekas bangunan itu banyak ditumbuhi oleh tanaman liar seperti rerumputan. “Dulu katanya dari Pemkab mau ada semacam perbaikan. Akan tetapi, hingga kini belum juga diperbaiki. Kami pun menjaganya ala kadarnya,” imbuhnya.
Partiyah bersama suami masih mendapatkan jatah dari keraton untuk merawat dan mengurusi pesanggrahan ini. Akan tetapi, jumlah yang diberikan memang tak sebanding dengan tanggung jawab yang dipikul keduanya. Mereka menjaga pesanggrahan ini turun-temurun sebagai bentuk pengabdian kepada pihak keraton. Sesekali pesanggrahan ini masih didatangi pengunjung. Mereka yang datang dengan berbagai maksud. Namun, pada umumnya mereka hendak tetirah. Ia berharap ada perhatian lebih dari Pemkab untuk melestarikan peninggalan sejarah yang istimewa itu.

Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

Selasa, 03 April 2012

Tahu Susu, Makin Hot Makin Enak

Tahu susu.
Tahukah Anda, ada kuliner menarik di Kota Susu Boyolali. Yah. Namanya tahu susu. Bagi masyarakat Boyolali, tahu susu bukanlah hal asing lagi, terutama bagi kalangan peternak sapi. Namun, bagi masyarakat umum, mungkin asing dengan namanya tahu susu. Karena memang tidak terjual di pasaran ataupun swalayan.

Tahu susu bukanlah makanan yang terbuat dari tahu yang dicampur susu sapi, atau tahu yang bisa mengeluarkan susu. Namun, kuliner asli Boyolali ini terbuat dari susu sapi yang baru melahirkan. Susu sapi yang baru melahirkan ini tidak laku dijual, selain berwarna kuning juga baunya sangat amis. Eit, jangan salah! Kandungan gizinya sangat tinggi. Sayangkan bila dibuang.

Masyarakat kemudian mengolahnya menjadi cemilan langka yang hanya didapat saat sapi melahirkan. Cara membuatnya pun tidaklah sulit. Susu sapi yang baru melahirkan diperas, diberi bumbu tradisional, seperti ketumbar, bawang putih, dan garam. Bumbu-bumbu tersebut dihaluskan dan dicampur dengan susu sapi.

Setelah itu dikukus hingga matang. Setelah matang, baru dipotong-potong sesuai selera dan digoreng.
Jadilan tahu susu, kuliner lezat asli Boyolali ini paling enak bila dinikmati saat masih panas mongah-mongah. Jangan lupa, segelas kopi susu bisa menjadi teman yang mantap untuk menikmati tahu susu yang tidak dijual di pasaran ini



Sumber: timlo.net
Selanjutnya...

Gardu Pandang New Selo: 2 Gunung Tak Harus Didaki Lho..

Potensi pemandangan alam yang indah di kawasan obyek wisata Arga Merapi-Merbabu tak harus dinikmati dengan mendaki dua gunung tersebut. Namun, pemandangan alamnya bisa dinikmati di Gardu Pandang New Selo. Gardu Pandang ini tepat membelah di bawah kaki Gunung Merapi dan dari sini bisa menikmati indahnya Gunung Merbabu.


Yaah. tidaklah sulit mencapai lokasi Gardu Pandang New Selo. Dari kota Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, hanya berjarak dua kilometer. Meski jalan menuju ke lokasi naik, namun hanya satu tanjakan yang terlalu tinggi. Tapi jangan khawatir, kendaraan roda dua maupun empat bisa dengan mudah mencapai lokasi.


Di New Selo,  selain bisa menikmati sejuknya udara pegunungan juga bisa melihat secara langsung megahnya Gunung Merbabu. Selain itu, bila malam menjelang, perkampungan penduduk dengan kerlip-kerlip lampu malamnya juga tampak di Gardu Pandang ini. Di lokasi ini juga dilengkapi dengan kios-kios makanan yang berjejer dan halaman parkir yang luas.


“Dulu kami tahunya kalau ke Merapi harus mendaki, ternyata pemandangan alamnya juga bisa dinikmati dari Gardu Pandang New Selo,” ungkap Ambarwati, salah satu pelancong asal Solo. Biasanya para pelancong memilih datang ke New Selo dengan mengendarai sepeda motor. Alasannya, mereka bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat pegunungan di sepanjang jalan menuju ke obyek wisata.


Obyek wisata yang dibangun Pemkab Boyolali pada 2004 ini banyak dikunjungi pelancong setiap Minggu dan hari libur sekolah. Karena memang kebanyakan pengunjungnya adalah anak-anak muda. Nah, kalau Anda jenuh dengan polusi di kota, tidak ada salahnya berkunjung ke New Selo. Menikmati dua gunung tersebut, memang tak harus didaki.






Sumber: timlo.net








Selanjutnya...

Cihuyy!! Ada Air Terjun Baru di Lereng Merapi

Warga di Dukuh Songgobumi, Mriyan, Musuk, Boyolali menemukan air terjun di kawasan lereng Gunung Merapi bagian timur. Air terjun setinggi 95 meter tersebut diharapkan bisa menjadi sumber air bagi warga saat musim kering tiba.


Penyisiran air terjun dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat Bimma Nusantara musuk yang melakukan investigasi di lereng Merapi bagian timur. Penyisiran dilakukan di antara Bukit Ngangrong dan Bukit Gerengah timur puncak Merapi. Jarak bukit ini dengan desa terdekat, Gobumi, hanya dua kilometer. “Jaraknya memang dekat, tapi medannya sangat sulit, harus menyusuri tebing curam. Kami kadang juga harus membuat jalan baru,” ungkap Tulus Rahayu, Selasa (3/4).


Air terjun yang ditemukan didekatnya juga terdapat gua berisi kolam air berlimpah. Air terjun dengan ketinggian 95 meter dengan debit air sekitar 5 liter per detik. Selain itu, tim juga menemukan aneka satwa seperti kera dan burung termasuk Elang Jawa.


Selanjutnya, penemuan air terjun tersebut, lanjut Tulus, akan dimanfaatkan oleh warga sekitar. “Rencananya akan kita berdayakan, terutama untuk memenui kebutuhan air bersih saat musim kemarau,” ungkap Tulus. Selain untuk air bersih, pihaknya juga berharap air terjun tersebut bisa digunakan sebagai potensi wisata alam.




Sumber: timlo.net
Selanjutnya...

Senin, 02 April 2012

#BylFoto: Temuan Batu Bersejarah di Watutelenan




Sebuah batu berbentuk unik ditemukan warga di Kampung Watutelenan RT 007/RW 008, Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali Kota, Boyolali. Warga tidak berani mengutak-atik batu tersebut karena memperkirakan benda bersejarah.

Batu tersebut kali pertama ditemukan oleh pemilik lahan, Slamet Harso Dinomo, 76. Saat itu dia dia bermaksud mengambil batu-batu besar yang terpendam di dalam tanah. Di salah satu bagian kebun tersebut, dia mendapati batu yang mencuat dari tanah. Slamet kemudian memutuskan menggali tanah di sekitar batu itu.

Dan berikut adalah beberapa foto batu tersebut yang Ibo ambil dari berbagai sumber:


















Sumber: solopos, timlo.net.



Selanjutnya...