• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Rabu, 30 Mei 2012

Hasil Audit BPK, Boyolali Raih Predikat WTP

Kantor Pemkab Boyolali. (Sumber: solopos.com)
Pemkab Boyolali meraih predikat terbaik, Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2011.Tahun sebelumnya, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2010, mendapat predikat wajar dengan pengecualian (WDP). 

Namun dengan kerja keras akhirnya predikat WTP atas LKPD Boyolali tahun 2011 dapat tercapai. Atas penghargaan yang diraih tersebut, Bupati Boyolali Drs. Seno Samodro menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, di antaranya seluruh Tim WTP, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Legislatif, serta jajaran Aparatur Pemkab, serta masyarakat Boyolali.

Bupati Boyolali menyampaikan “Kami sangat bersyukur dengan predikat ini, dan ini hasil kerja keras dan bukti bahwa Boyolali bersih tanpa korupsi". terang Bupati.

Menurut Bupati, predikat WTP tersebut sangat membanggakan, terlebih dicapai Boyolali pada masa dua tahun pemerintahannya. Meski demikian pihaknya meminta semua pihak agar tidak terlena, bahwa perang terhadap korupsi terus ditabuh.

Keterlibatan Tim WTP, TAPD, legislator, PNS, maupun masyarakat menurut dia sangat berarti. Terkait hal itu, pihaknya berharap agar kemesraan yang telah terbina dengan baik ini selalu terjaga, sehingga Boyolali menjadi daerah yang aman dan kondusif serta akuntabel.

Selanjutnya menurut Bupati, pihaknya masih mengejar rekor penetapan APBD Perubahan 2012 dengan menyelesaikan KUA-PPAS pada bulan Juni2012. Tak hanya itu, pihaknya juga menargetkan APBD murni tahun 2013 dapat digedok pada bulan September 2012 mendatang, dan menjadi nomor satu di Provinsi Jateng.

Predikat WTP merupakan ranking tertinggi dari hasil audit BPK-RI. Predikat itu diberikan karena laporan keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupeten Boyolali Tahun 2012 sudah lengkap. Dokumen dan bukti-bukti transaksi keuangan juga dinyatakan lengkap. Selain itu, laporan keuangan telah disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah.




Selanjutnya...

Senin, 28 Mei 2012

Tiga RSUD Boyolali Digelontor Rp 26 Miliar

RSUD Pandan Arang.
Pemkab Boyolali bakal mengucurkan dana senilai Rp26 miliar untuk memperbaiki tiga buah rumah sakit. Ketiga rumah sakit itu adalah RSUD Pandan Arang, RSUD Banyudono, dan RSUD Simo.

Bupati Boyolali, Seno Samodro mengatakan, kucuran dana dimaksudkan untuk perbaikan fisik di rumah sakit milik Pemkab Boyolali. Ia mencontohkan, penambahan fasilitas berupa perluasan RSUD Pandan Arang. “RSUD Pandan Arang akan kita perluas. Perluasannya memanfaatkan Kantor PDAM yang baka dipindah ke Ngebong,” katanya saat ditemui wartawan di Pemkab Boyolali, Senin (28/5/2012).

Bupati menjelaskan, perbaikan fasilitas fisik di RSUD Banyudono sebesar Rp3,3 miliar dan RSUD Simo Rp3,6 miliar. Pihaknya berharap rehab sejumlah rumah sakit negeri ini bisa semakin membantu masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan.

Sementara itu, Direktur RSUD Pandan Arang, Endang Sri Widati mengungkapkan, pihaknya sangat senang mendapatkan bantuan dana tersebut. Pasalnya, rehab fisik semula hanya Rp17 miliar. Dana sebanyak itu untuk UGD terpadu dan penambahan fasilitas perawatan kelas III.

“Perbaikan tahap pertama cair sekitar Rp5,4miliar untuk pembangunan IGD terpadu. Setelah itu menyusul tahap kedua,” tuturnya. Endang menerangkan, di RSUD Pandan Arang terdapat sebanyak 288 tempat tidur. Sebanyak 82 di antaranya merupakan pasien kelas III. Pihaknya merencanakan, ada penambahan tempat tidur 102 buah. Hal ini dilakukan untuk mengkaver pasien keluarga miskin yang difasilitasi Jamkesmas dan Jamkesda.

Lebih lanjut ia memaparkan, peningkatan jumlah tempat tidur juga untuk mengantisipasi membeludaknya pasien. Menurutnya, sejumlah antisipasi telah dilakukan yakni pasien kelas III dapat dilayani di kamar atasnya, yakni kamar kelas II.

“Kami akui pasien kerapkali membeludak. Saking banyaknya, pasien sering berada di ruang UGD karena tidak mendapat tempat. Kami berharap, perbaikan ini bisa meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” jelasnya.



Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

Jumat, 25 Mei 2012

13 Siswa di Boyolali Tidak Lulus UN

Sebanyak 13 siswa yang terdiri dari SMA, MA dan SMK di Kabupaten Boyolali tidak lulus dalam Ujian Nasional (UN) tahun 2012 ini. Mereka yang tidak lulus UN kebanyakan dari SMA swasta. Total siswa yang mengikuti UN kemarin 9225 peserta dengan prosentase kelulusan 99.98%.

Dua diantara siswa yang tidak lulus UN, satu dari SMA Negeri di Sambi dan satu siswa dari SMK Muhammadiyah Boyolali. Pengumuman kelulusan siswa akan diberikan langsung ke orangtua siswa besok, Sabtu (26/5). ”Hari ini semua pengumuman kelulusan kita distribusikan ke masing-masing sekolahan, besok baru kita umumkan,” ungkap Ketua Panitia UN Kabupaten Boyolali, Abdul Rahman, Jumat (25/5).

Sementara terkait dengan teknis pengumuman kelulusan, dinas pendidikan pemuda dan olahraga sudah melakukan imbauan ke pihak sekolah untuk menyampaikan pengumuman kelulusan ke orangtua masing-masing. Sedangkan untuk waktunya, pengumuman baru akan diberikan mulai pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. ”Kita memilih sore, biar anak-anak tidak melakukan konvoi dan hura-hura merayakan euphoria dijalanan,” tandasnya.

Pihaknya juga meminta sekolahan untuk melarang siswanya melakukan corat-coret baju seragam dan melakukan konvoi dijalanan. Untuk konvoi, dinas sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian.”Jangan sampai ada yang corat coret, sekolah sedianya memberikan kegiatan positive dalam merayakan kelulusan,”ujar Abdul Rohman.



Sumber: timlo.net
Selanjutnya...

Senin, 21 Mei 2012

Situs Batu Dakon Tidak Terawat

Banyaknya situs peninggalan bersejarah di Kota Susu menunjukkan sejarah yang terpendam, sayangnya banyak pula yang tidak terawat dengan baik. Salah satunya adalah situs batu dakon. Situs batu ini hanya berukuran 40 cm x 30 cm dan terdapat lubang-lubang kecil dan besar.
Dari bentuknya, situs batu dakon ini dulunya digunakan untuk bermain dakon, atau permainan anak dengan menggunakan batu kecil sebagai alat mainya yang hingga kini masih banyak dimainkan. Ini bisa terlihat dengan lubang-lubang kecil dan besar yang masih sangat kentara. Situs batu dakon ini ditemukan di Dusun Cepoko, Sawit Kecamatan Sawit, Boyolali.
Sayangnya, situs batu peningalan jaman dulu ini hanya diletakkan di luar pagar situs gajah putih. Kondisinyapun sangat memprihatinkan, selain kotor, pada lubang-lubangnya juga dipenuhi air dan terdapat lumutan dibeberapa bagian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Boyolali, Sugianto mengakui di Boyolali banyak sekali situs-situs peninggalan sejarah yang masih terbengkalai. Hampir tersebar di beberapa wilayah kecamatan terutama yang mempunyai hubungan dengan jaman kerajaan, seperti pengging kecamatan Banyudono, Sawit, Paras Cepogo, hingga Boyolali Kota. ”Kita akan lakukan pendataan dan kita inventarisir,kita amankan agar tidak dicuri,” tandas Sugianto. 

Sumber: timlo.net



Selanjutnya...

Boyolali Ijo Royo Royo Boyong Musisi Senior Indonesia

Musisi yang berpartisipasi dalam konser Boyolali
Ijo Royo-Royo.

Pemerintah Kabupaten Boyolali akan menggelar kegiatan penghijauan melalui program "Ijo Royo-Royo" akan menanam berbagai jenis tamaman sebanyak 500.000 bibit pohon yang tersebar di 19 kecamatan.

Ketua pelaksanaan program Ijo Royo-Royo Ribut Busan, di Boyolali, Senin menjelaskan, program penghijauan tersebut rencana pencanangannya dilaksanakan di Padepokan Kabupaten Boyolali, Sabtu (9/6/2012).

Menurut dia, program penghijauan Ijo Royo-Royo tersebut secara serentak akan dilaksanakan di 19 kecamatan selama tiga bulan yakni Oktober, Nopember, dan Desember 2012.

"Kami kini sedang melakukan sosialisasi di setiap kecamatan untuk mengetahui rencana pelaksanaan program dan jenis bibit tanaman yang cocok ditanam di setiap daerah masing-masing," katanya, Senin (21/5/2012).

Menurut dia, setiap daerah kecamatan di Boyolali akan menerima sekitar 25 ribu hingga 30 ribu bibit pohon yang di tanaman di wilayahnya masing-masing. Ia menjelaskan, kegiatan penghijauan di Boyolali tersebut juga mendukung program pemerintah pusat dalam rangka menanam satu miliar pohon.Pada kegiatan program Ijo Royo-Royo ini, juga akan dimeriahkan konser musik artis-artis terkenal dari ibu kota pecinta lingkungan hidup.

Mereka antara lain, Iwan Fals dan grup bandnya, Sawung Jabo dan Band Sirkus Barock, Toto Tewel dan Band Elpamas, duet rocker Achmad Albar dan gitaris Ian Antono, serta pelantun balada Oppie Andaresta.

Menurut Produser Eksekutif konser musik Ijo Royo-Royo Boyolali Seno Kusumo, kegiatan penghijauan di Boyolali dengan tema Ijo Royo-Royo tersebut akan menghadirkan sejumlah artis legendaris pencinta lingkungan hidup.

"Para artis legendaris itu, akan hadir di Boyolali, mulai tanggal 7 Juni mendatang," kata Seno Kusumo.
Menurut dia, para artis terkenal seperti Iwan Fals, Sawung Jabo dan Oppie Andaresta rencana memberi inspirasi kepada anak-anak SD di Boyolali, pada Jumat (8/6/2012).

Para artis tersebut melakukan dialog dengan para siswa dan memberikan pencerahan, bagaimana cara menanam dan memelihara tumbuh-tumbuhan yang baik dan benar.

Para artis tersebut kemudian pada tanggal 9 Juni 2012 sekitar pukul 09.00 WIB, rencana secara simbolis menanam pohon di Padepokan Kabupaten Boyolali.

Semua musisi seperti Iwan Fals dan grup, Toto Tewel dan grup Elpamas, Sawung Jabo dan Sirkus Barock, Oppie dan Achmad Albar dan Ian Antono, baru mengadakan konser musik di Stadion Pandan Arang, Boyolali, Sabtu (9/6/2012), sekitar pukul 20.00 WIB



Sumber: kompas.com


Selanjutnya...

Selasa, 15 Mei 2012

Prof Dr Soeharso, Pejuang Kemanusiaan

Prof Dr Soeharso.

Tim SAR dan relawan kemanusiaan dalam jumlah ribuan bekerja keras menangani evakuasi korban Sukhoi di Gunung Salak. Sungguh mulia tugas kemanusiaan yang dijalani para relawan ini. Menembus hutan siang dan malam, mereka tak lelah berupaya mengevakuasi jenazah korban Sukhoi.

Aksi mereka menunjukkan bahwa spirit kemanusiaan tidak pernah padam dari bumi Indonesia. Spirit yang sudah muncul sejak masa perjuangan. Bicara spirit dan pengabdian kemanusiaan, publik Indonesia tidak akan pernah lupa pada jasa Prof dr Soeharso. Minggu (13/5) kemarin, tepat 100 tahun Prof Soeharso, salah satu pejuang dan pahlawan kemanusiaan terbaik yang pernah dilahirkan bangsa ini.

Prof Dr Soeharso lahir di Boyolali pada tanggal 13 Mei 1912. Dia lulus dari NIAS (Nederland Indische Artsen School) di Surabaya dilanjutkan bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Surabaya. Soeharso lantas dipindahkan ke Sambas (Kalimantan Barat).

Pada awal pendudukan Jepang, Soeharso termasuk dalam daftar orang-orang terpelajar Indonesia yang harus disingkirkan. Soeharso pun meninggalkan Kalimantan kembali ke Jawa. Dia bekerja di Rumah Sakit Jebres, Solo.

Pada masa perang kemerdekaan, Soeharso banyak membantu para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dengan menjadi dokter PMI. Inilah awal munculnya niat mulia Soeharso untuk membantu korban perang.

Soeharso membantu menolong para pejuang yang cacat fisik. Awalnya, yang ditolong hanyalah korban perang tetapi meluas hingga ke masyarakat umum.

Dia membuat kaki dan tangan palsu untuk mengurangi beban penderita cacat. Selepas perang kemerdekaan, dia belajar ilmu prothesa (ilmu tentang bahan yang dapat diterima manusia) di Inggris. Sekembalinya dari Inggris, dia mendirikan pusat rehabilitasi (RC) di Solo yang hingga sekarang masih berdiri sebagai rujukan nasional. Dia juga salah satu pakar orthopaedi (bedah tulang) di Indonesia.





Berkat ketulusan perjuangan kemanusiaannya, negara menganugerahi Soeharso gelar pahlawan nasional. Dia meninggal 27 Februari 1971 dan dimakamkan di Dukuh Seboto, Desa Seboto, kecamatan Ampel, Boyolali. Makamnya ini agak jauh masuk ke dalam desa dari jalan raya Solo-Semarang.

Meskipun bergelar pahlawan nasional, tempat peristirahatan terakhirnya sangat sederhana. Jalan menuju pemakaman itu sudah rusak aspalnya di beberapa titik.



Selain rumah sakit dan nama jalan di Solo, Prof Soeharso juga diabadikan untuk nama kapal perang milik TNI AL. Kini, di Solo, putra Prof Soeharso yaitu dr Tunjung menjadi penerus perjuangan kemanusiaan ayahandanya sebagai pakar ortophaedi.







Sumber: merdeka.com





Selanjutnya...

Kamis, 03 Mei 2012

Situs Gajah Putih di Sawit Terbengkalai

Situs Gajah Putih di Cepoko, Sawit.
Kota Susu Boyolali banyak menyimpan situs-situs bersejarah peninggalan jaman dahulu. Hanya, banyak situs yang tidak dirawat dengan baik dan terbengkalai. Seperti situs batu Gajah Putih yang berada di Desa Cepoko, Kecamatan Sawit ini. Kondisinya sangat memprihatinkan.

Memasuki areal situs Gajah Putih yang terletak di tengah areal persawahan harus melewati pematang sawah. Situs batu ini berada di dalam bangunan persegi empat ini yang dipenuhi dengan rumput dan alang-alang. Dari awal terlihat kondisi situs yang terbengkalai dan kotor, memperlihatkan tidak adanya perawatan yang baik. Kondisi ini semakin diperparah dengan gempa yang terjadi tahun 2006 lalu.

Kepala Desa Cepoko, Slamet Rahardjo, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak, mengingat lokasi situs merupakan kewenangan dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng yang berada di Prambanan, Klaten. ”Kami tidak bisa berbuat banyak, nanti kalau kita berbuat sesuatu nanti malahan disalahkan sama yang berwenang,” ungkap Kades di lokasi situs, Rabu (2/5).

Diakui, lokasi situs Gajah Putih akan digunakan sebagai tempat wisata, namun gagal karena kewenangan ada pada BP3. ”Dulu sempat hendak dapat bantuan untuk rehab, tapi begitu tahu itu kewenangan BP3 akhirnya tidak jadi,” ujarnya.

Meski situs batu Gajah Putih sudah lama berada di Cepoko, namun tidak banyak warga yang mengetahui asal usul situs tersebut. Pihaknya berharap ada perhatian dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk bisa mengelola dengan baik keberadaan situs tersebut sehingga bisa terawat.



Sumber: timlo.net


Selanjutnya...