• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Sabtu, 30 Juni 2012

Liburan, Warung Apung Tlatar Mbludak

Ekowisata Tlatar, Boyolali. (Sumber)
Memasuki liburan sekolah, Obyek Wisata Tlatar Boyolali mulai ramai dikunjungi. Pemilik pemancingan di Tlatar mengaku pengunjung mengalami peningkatan hingga 30% dari hari biasa. Peningkatan pengunjung ini membawa berkah bagi mereka.
Diakui salah satu petugas warung apung di Tlatar, Bowo, pengunjung mengalami peningkatan memasuki libur sekolah. Bahkan dimungkinkan akan terus mengalami peningkatan hingga akhir liburan sekolah. Pengunjung yang datang, diakui kebanyakan berasal dari luar kota. Untuk wilayah Boyolali, jumlahnya tidak begitu banyak.
“Kalau pengunjung dari Boyolali malah sedikit, mungkin karena sudah biasa kesini, justru dari luar kota yang banyak,” ungkap Bowo, ditemui di warung apung Eko Wisata Air Tlatar, Jumat (29/6)
Sebagai daya tarik bagi pengunjung, pengelola pemancingan menyediakan menu andalan. Tidak hanya menu ikan bakar yang ditawarkan, namun juga berbagai fasilitas lain. Seperti kolam renang dan pakecehan. “Kebanyakan pengunjung disini selain menikmati ikan bakar juga ingin menyatu dengan alam,kebetulan sumber air disini masih alami, jadi itu kita jadikan sebagai daya tarik,” tandas Mularso, pemilik pemancingan Tirto Wening.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan ikan dan mengantisipasi lonjakan permintaan, pihak pengelola jauh-jauh hari sudah melakukan stock. Disebutkan, stock ikan didatangkan dari wilayah terdekat dan bahkan juga diambilkan dari luar kota, seperti Janti, Klaten. 


Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Senin, 25 Juni 2012

Kerajinan Tembaga Tumang, Identitaskan Warga Boyolali

Ketika mengunjungi Boyolali, Jawa Tengah, di daerah lereng Gunung Merapi. Jangan lupa mengunjungi Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Desa ini adalah sebuah desa wisata yang mengkhususkan diri dalam industri kerajinan yang  memproduksi peralatan rumah tangga dan segala keperluan dekoratif yang terbuat dari tembaga, kerajinan tersebut dinamakan dengan Kerajinan Tembaga Tumang.

Desa Tumang yang berjarak 16km ke arah barat dari kota Boyolali ini, produknya tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun juga di dunia internasional. Produk-produk yang dihasilkan oleh desa ini antara lain bathtubeair mancur, lampu robyong, lampu stand, lampu meja, kaligrafi, relief, vas, guci, dan barang untuk proyek-proyek pembangunan.

Banyak pesanan yang datang dari Amerika, Australia, dan Belanda. Kerajinan vas bunga dihargai sekitar Rp250 ribu-Rp1 juta, kaligrafi Rp200 ribu-Rp1 juta, kerajinan logam lampu dinding Rp350-Rp900 ribu per unit dan kerajinan logam bak mandi sekitar Rp3,7- Rp7 juta per unit.

Tentunya kesuksesan para pengrajin Tembaga Tumang tidak instan, mereka telah mengalami pasang surut. Awalnya, pemasaran dilakukan dengan menjual barang hasil kerajinan dengan berkeliling. Bayangkan jika mereka membawa barang yang terbuat dari tembaga dalam jumlah yang banyak, sungguh ini bukan hal yang mudah. Dahulu, pengrajin merangkap sebagai produsen sekaligus sebagai distributor, tanpa ada perantara. Minimnya sarana transportasi ketika itu juga menjadi penghambat pendistribusian.

Terbatasnya jumlah pasar ketika itu juga menjadi masalah. Dahulu pasar hanya buka setiap lima hari sekali menurut hari penanggalan jawa: legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Setiap pasar hanya memiliki satu hari untuk buka, jadi para pengrajin pun tidak bisa menetap berjualan, karena hari berikutnya mereka harus berpindah.

Sekarang para pengrajin tidak dihadapkan oleh masa suram, pasar yang ada dihadapan mereka lebih besar, media dan komunikasi berkembang dengan pesat, transportasi tersedia dimana-dimana, kemajuan di bidang sains dan teknologi berkembang tiap detiknya. Semua ini kemudian dimanfaatkan oleh para pengrajin Tembaga Tumang. Karena bagaimanapun juga, kerajinan ini perlu ditumbuh kembangkan karena sangat memiliki nilai positif bagi perekonomian dan juga potensi wisata bagi kabupaten Boyolali. Kerajinan tembaga ini juga sudah resmi menjadi produk khas daerah Tumang.





Selanjutnya...

Minggu, 24 Juni 2012

Liburan, Jumlah Pendaki Gunung Merapi Melonjak


Jumlah pendaki Gunung Merapi melalui jalur Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada musim liburan sekolah kali ini cenderung meningkat.
"Jumlah pendaki ke Merapi sepekan ini, rata-rata sekitar 10 orang per hari dan puncaknya Sabtu malam Minggu bisa mencapai 100 orang lebih," kata anggota Tim SAR "Barameru" Desa Lencoh Samsuri di Boyolali, Sabtu (23/6).
Sebelum liburan, kata Samsuri, pendaki ke puncak Merapi sekitar 30-40 orang dalam sepekan. Sedangkan pada musim liburan sekolah bisa sekitar 150 orang per pekan.
"Pendaki hari-hari pada biasa tidak semua ada pendakian, paling hanya setiap Sabtu malam. Namun, pendaki musim liburan sekolah ini hampir setiap hari ada kegiatan pendakian ke puncak Merapi," katanya.
Ia mengatakan, para pendaki datang dari berbagai daerah. Mereka kebanyakan siswa sekolah atau mahasiswa dari Yogyakarta, Solo, Semarang, Bandung, dan daerah Jawa Barat lainnya.
Bahkan, pendaki ke Merapi juga ada dari kalangan warga mancanegara antara lain Prancis, Belanda, dan Swedia. Mereka ke puncak Merapi biasanya didampingi oleh pemandu lokal.
"Pendaki mancanegara ke Merapi sekitar dua hingga empat orang setiap harinya," katanya.
Setiap pendaki yang akan ke puncak Merapi wajib mendaftarkan identitasnya kepada petugas jaga di pintu pendakian di Dukuh Plalangan, Lencoh. Hal itu agar memudahkan petugas atau tim SAR memantau kegiatan mereka.
Pihaknya mengimbau para pendaki untuk menyiapkan alat dan perbekalaan yang dibutuhkan secukupnya seperti jaket tebal supaya tidak kedinginan. Selain itu, katanya, pendaki dilarang membuat api unggun di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) karena rawan kebakaran.
Menyinggung masalah tidak adanya rambu di jalur pendakian Merapi, kata dia, pihaknya akan meminta kepada Balai TNGM untuk pengadaan rambu dan larangan di jalur pendakian.
"Rambu-rambu di jalur pendakian, memang dapat mengantisipasi para pendaki agar tidak tersesat, karena jalur ke puncak banyak jalan alternatif yang sering digunakan oleh para pendaki," katanya.
Kepala Polsek Selo AKP Suparma saat dikonfirmasi soal jumlah pendaki pada musim liburan sekolah, membenarkan terjadi peningkatan. Mereka, katanya, sebelum mendaki Merapi, meminta izin dan memberikan identitasnya kepada polsek setempat.
Meski kondisi cuaca di puncak Merapi pada musim liburan sekolah ini cukup bersahabat untuk aktivitas pendakian, pihaknya mengimbau para pendaki tetap waspada.
Karena, katanya, puncak Merapi khususnya saat kemarau sering ditandai angin kencang dan suhu kadang sangat dingin.




Selanjutnya...

Mau Mendaki Merapi? Ini Cara yang Aman

Kondisi cuaca di puncak Merapi pada musim liburan sekolah ini cukup bersahabat untuk aktivitas pendakian. Cuaca di puncak sering cerah dan jika terjadi kabut hanya tipis.
Namun, kondisi puncak Merapi pada musim kemarau ini antara lain ditandai dengan tipuan angin cukup kencang dan suhu kadang sangat dingin.


Maka, anggota Tim SAR "Barameru" Desa Lencoh, Samsuri, mengimbau para pendaki untuk menyiapkan alat dan perbekalan yang dibutuhkan secukupnya seperti jaket tebal supaya tidak kedinginan.
Selain itu, katanya, pendaki dilarang membuat api unggun di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) karena rawan kebakaran.
Menyinggung masalah tidak adanya rambu di jalur pendakian Merapi, kata dia, pihaknya akan meminta kepada Balai TNGM untuk pengadaan rambu dan larangan di jalur pendakian.
"Rambu-rambu di jalur pendakian, memang dapat mengantisipasi para pendaki agar tidak tersesat, karena jalur ke puncak banyak jalan alternatif yang sering digunakan oleh para pendaki," katanya.
Kepala Polsek Selo AKP Suparma saat dikonfirmasi soal jumlah pendaki pada musim liburan sekolah, membenarkan terjadi peningkatan.
Mereka, katanya, sebelum mendaki Merapi, meminta izin dan memberikan identitasnya kepada polsek setempat.
Pihaknya mengimbau para pendaki tetap waspada karena puncak Merapi khususnya saat kemarau sering ditandai angin kencang.




Selanjutnya...

Rabu, 20 Juni 2012

534 Ha Sawah Irigasi Beralih Jadi Tadah Hujan


Sawah irigasi teknis seluas 534 ha di Kecamatan Andong, Boyolali, beralih fungsi menjadi lahan tadah hujan. Hal itu disebabkan sumber irigasi, yakni Waduk Bade di Kecamatan Klego, Boyolali, mengalami degradasi fungsi.
Tak mumpuninya debet air dan tersendatnya saluran induk serta sekunder, menyebabkan air tak menjangkau daerah lahan yang dimaksud. “Daerah irigasi di Klego 407,5 ha dan 945,5 ha di Andong. Namun sawah di Kunti, Pranggong, Pakang dan Andong sudah beralih fungsi menjadi sawah tadah hujan karena berbagai masalah terjadi di Waduk Bade. Itu sudah terjadi saat saya ditempatkan disana, enam tahun lalu,” kata Koordinator Perwakilan Balai Wilayah Cemoro pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bengawan Solo, Waluyo, saat ditemui Solopos.com di Jl Monginsidi No 74, Solo, Rabu (20/6/2012).
Sesuai spesifikasi, tambah Waluyo, idealnya waduk itu mampu menyuplai kebutuhan air lahan pertanian seluas 1.353 ha di Kecamatan Andong dan Klego. Lahan itu adalah empat desa di Klego, yakni Bade, Banyu Urip, Sumberagung dan Karangmojo serta tujuh desa di Andong. Tujuh desa itu adalah Semawung, Kadipaten, Munggur, Kunti, Pranggong, Pakang dan Desa Andong.
Sejauh ini, lanjut dia, Waduk Bade mengandalkan aliran Kali Serang dan suplesi dari Bendung Parean, Susukan, Semarang. Namun, lebih banyak suplai waduk itu didapat dari Kali Serang. Debet air harian 840 liter/detik mayoritas dari Serang dan aliran-aliran kecil di sekitar waduk.
Sementara Parean hanya menyumbang debet 150 liter/detik karena 463 liter/detik mereka pakai untuk daerahnya sendiri. Ditambah kebocoran di saluran induk dan penguapan, kapasitas itu sudah bergeser dari spesifikasi awal.
Untuk itu, dia mengacu standar pengiritan distribusi air. Lazimnya, petugas menuruti permintaan petani atau amrah yang telah disetujui UPTD Pekerjaan Umum di Boyolali. “Jadi sistem bergilir. Mekanisme ini jalan tengah dalam rangka pengiritan,” paparnya.
Dari mekanisme itu, Waluyo menegaskan pola tanam padi-padi-palawija, mustahil dilakukan di lahan-lahan itu. Bahkan, hanya 25 hektar sawah di dekat waduk itu yang menikmati aliran air musim tanam (MT) III. “Dalam kondisi sekarang, hanya 25 ha pasokan air di sekitar waduk untuk MT III,” imbuh Pengelola Waduk dan Irigasi disana, Marji.


Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

PRAMUKA: Boyolali Berangkatkan 40 Peserta Jambore


Pemkab Boyolali memberangkatkan sebanyak 40 peserta jambore yang bakal mengikuti jambore daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah di Bumi Perkemahan Delingan, Kabupaten Karanganyar pada 21-26 Juni 2012.
Delegasi Boyolali yang berasal dari gerakan Pramuka Kwarcab Boyolali ini dilepas oleh Bupati Boyolali, Seno Samodro di Pendapa Pemkab pada Rabu (20/6/2012). Mereka akan mengikuti jambore selama lima hari di bumi Intan Pari.
Ketua Kwarcab Pramuka Boyolali, Mulyono Santoso mengatakan, para peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari SMP se-Kabupaten Boyolali. Jumlahnya yakni 20 peserta putra dan 20 peserta putri.
“Mereka adalah para siswa SMP yang berhasil mengikuti seleksi se-Boyolali. Mereka siswa SMP kelas VIII,” tuturnya saat ditemui wartawan di sela pelepasan kontingen, Rabu (20/6).
Mulyono menjelaskan, kontingen Boyolali akan menampilkan sejumlah seni dan budaya asli Boyolali. Di samping itu, Boyolali bakal menunjukkan kekhasannya baik itu makanan seperti pepaya dan susu serta kesenian topeng ireng dan tarian lainnya.
Seluruh kontingen telah melakukan persiapan jauh-jauh hari. Antara lain dengan latihan rutin sepekan sekali. Terlebih menjelang dua bulan terakhir sebelum pelaksanaan.  Bahkan, para peserta juga menjalani Training Center (TC) di SMPN 2 Mojosongo selama dua hari. Hal ini dilakukan untuk mematangkan kesiapan baik dalam berbagai lomba maupun acara pentas dalam jambore daerah tingkat provinsi ini.
“Alhamdulillah, persiapan sudah selesai dan kami siap berlomba. Semoga di sana kami mampu memberikan yang terbaik bagi Boyolali,” imbuhnya.
Bupati Boyolali, Seno Samodro dalam sambutannya mengapresiasi keikutsertaan sejumlah peserta dalam jambore ini. Mereka dipilih dalam seleksi untuk mewakili Boyolali berlomba di tingkat provinsi.
“Kegiatan ini positif untuk membentuk karakter yang disiplin. Kami harapkan, para peserta akan menjadi seorang pimpinan dan berguna bagi bangsa dan negara,” jelasnya.


Sumber: solopos.com


Selanjutnya...

Kamis, 14 Juni 2012

4 Kali Diterjang Banjir, Proyek Jembatan Terhambat


Pembangunan jembatan Sepi.
Pembangunan Jembatan Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali yang merupakan tahap lanjutan pembangunan infrastruktur di lereng Gunung Merapi mulai dilakukan. Sayangnya, pembangunan ini terkendala dengan cuaca yang tidak menentu di puncak Merapi. Salah satunya adalah hujan yang mengakibatkan banjir.


Sejauh ini, pembangunan yang dimulai dua minggu lalu sudah empat kali diterjang banjir. Akibatnya, pembangunan jembatan yang menghubungkan Dusun Bakalan dan Sumber tersebut terpaksa dihentikan sementara sambil menunggu kondisi memungkinkan.
“Sudah empat kali diterjang banjir, ya kita hentikan pekerjaanya, besoknya baru kita kerjakan lagi,” ungkap Ngadiyo, salah satu pekerja jembatan di lokasi, Kamis (14/6).
Pembangunan Jembatan Sepi sendiri berada di bawah jembatan Gantung Sepi. Jembatan yang dibangun dengan biaya dari pusat sebesar Rp 706 juta nantinya diperuntukkan bagi angkutan dengan muatan banyak.
”Kalau lewat di Jembatan Gantung kapasitasnya dibatasi 3 ton, padahal banyak mobo, sayur dan batu yang muatanya lebih,kasihan kalau harus melintas memutar dengan jarak lebih jauh,” ungkap Kades Jrakah, Tumar.
Untuk tahap rekonstruksi sendiri, Pemkab Boyolali mendapat kucuran dana dari pusat sebesar Rp 31 miliiar. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan sebesar Rp 17 miliiar sedang sisanya digunakan untuk pembangunan berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi dan pertanian.

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Selasa, 12 Juni 2012

Boyolali Ingin Jadi Percontohan Penghijauan

Bupati melakukan penanaman pohon
pertama Boyolali Ijo Royo-Royo.
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kota kecil di wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang memiliki daerah strategis karena daerahnya terdapat dua gunung yakni Merapi atau yang masih aktif hingga sekarang dan Merbabu.

Kabupaten Boyolali yang terletak berbatasan dengan Magelang (selatan), Kabupaten Semarang (barat), Grobogan dan Sragen (utara), Karanganyar dan Klaten (timur) merupakan kota kecil yang dikenal karena daerah pegunungan dan salah satunya terdapat gunung teraktif di dunia yakni Merapi hingga sekarang.

Gunung Merapi yang secara periodik sekitar empat hingga lima tahun sekali sering mengeluarkan lahar panas tersebut akan mengganggu kehidupan manusia di daerah sekitar. 

Bahkan, bencana alam tersebut sering membinasakan sejumlah jenis binatang dan tumbuhan yang berada di sekitar lereng gunung itu.

Akibat bencana tersebut akan berdampak dengan kejadian lainnya seperti tanah longsor dan banjir bandang, dan kekeringan yang sering terjadi karena gundulnya lahan di kawasan dataran tinggi Merapi dan Merbabu.

Bahkan, di wilayah Boyolali bagian utara yang mayoritas memiliki dataran lebih rendah sering terjadi kekeringan ketika musim kemarau tiba. Hal itu, semua karena banyaknya lahan yang gundul karena kegiatan penembangan pohon yang berlebihan atau akibat bencana alam.

Oleh karena itu, Bupati Boyolali Seno Samodro bersama jajarannya dan semua elemen masyarakat di daerahnya yang dikenal "Kota Susu" itu, pada 2012 ini untuk bersatu menanggulangi wilayahnya dengan program penanam satu juta pohon bertema "Boyolali Ijo Royo-Roro".

Bahkan, Pemkab Boyolali dengan program tersebut menggaungkan penanam satu juta pohon secara serentak di 19 kecamatan dimulai bersamaan Hari Ulang Tahun Ke-165 Kota Boyolali yang jatuh pada tanggal 5 Juni.

Bupati Seno Samodro menyatakan, kegiatan program Boyolali Ijo Royo-Royo dengan penghijauan satu juta pohon tahun ini, tidak main-main, karena semuanya untuk kepentingan manusia di masa depan.

Bupati meminta kepada semua lapisan masyarakat menanam pohon dan memelihara dengan baik. 

Pendekar Lingkungan 


Pemkab Boyolali yang bersemangat ingin melestarikan alam sekitarnya, mereka dalam sosialisasi ke masyarakatnya juga telah mendatangkan musisi dan artis legenda yang disebut "Pendekar Lingkungan" untuk melakukan konser musik di Stadion Pandanarang Boyolali, pada Sabtu (9/6) malam.

Para musisi dan artis legenda cinta lingkungan, antara lain Iwan Fals, Sawung Jabo, Toto Tewel, Ahmad Albar, gitaris andal Ian Antono, Band Elpamas dan Oppie Andaresta

Menurut Bupati, para legenda musisi tersebut sebelum manggung, pada Sabtu (9/6) pagi, mereka serentak menanam ribuan pohon bersama-sama masyarakat di Pendopo Boyolali sebagai "Kantor Bersama".

"Kami beruntung memiliki warga mempunyai kesadaran untuk menjaga rumah, halaman, dan kotanya bersih lingkungan, serta administrasi," kata Bupati yang mandapat penghargaan sebagai kabupaten terbersih administrasi atau bebas korupsi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Seno Samodro mengajak warganya untuk selalu peduli menanam, memelihara, dan mencintai hingga kapan pun.

"Satu pohon yang ditanam dan dipelihara serta dicinta akan menghidup oksigen dua anak manusia. Ini perlu disosialisakan terus menerus kepada siapa pun, mulai anak-anak, kawula muda, hingga yang sudah uzur," katanya.

Warga Boyolali diharapkan dapat terinspirasi oleh para "Pendekar Lingkungan" yang tanpa bosan menyuarakan dunia keseimbangan antara lingkungan sosial dan kehidupan di sekitarnya.

Pemerintah Kabupaten Boyolali, menargetkan dapat menanam sebanyak satu juta pohon yang tersebar di 19 kecamatan hingga akhir tahun 2012.

"Kami bulan Juni ini, menanam 26.900 bibit pohon dan ditargetkan 2012 harus menanam satu juta pohon di 19 kecamatan," kata Seno Samodro.

Pihaknya mengajak semua lapisan masyarakat di Boyolali untuk bersama-sama menanam dan memelihara pohon. Sehingga, Boyolali, 20 tahun ke depan bisa "ijo royo-royo" atau wilayahnya hijau semuanya.

"Semua masyarakat untuk bersatu menyadari pentingnya tanaman bagi kehidupan manusia. Kita jangan meninggalkan air mata kepada anak cucu, tetapi tinggalkanlah mata air yang melimpah," katanya.

Selain itu, kata Seno Samodro, dataran rendahnya memiliki hamparan alam yang lengkap dari tanah sawah, maupun tegalan dengan kesuburan tanah vulkaniknya, masuk dalam genggaman "cincin api". 

Tidak salah, jika bermacam tanaman budidaya maupun tanaman hutan liar, tumbuh subur seperti lingkaran yang terus bergerak berjalan dari zaman ke zaman.

Tidak Pernah Bosan


Menurut Seno Samodro, pihaknya tidak akan pernah bosan mengajak warganya, memberi wejangan, bahwa alam itu, ada batas dalam lingkaran kesuburan dan kebaikan pada makluk hidup.

Oleh karena itu, kata dia, jalan satu-satunya hanya wajib dan menjaga keseimbangan alam, agar selalu subur melingkari bumi Boyolali dan menjaga persahabatan secara langgeng.

Menurut Seno Samodro, dengan tema "Boyolali Ijo Royo Royo" sepertinya mampu dilempar ke kantung-kantung dusun di 19 Kecamatan di Boyolali, sebagai gerakan dan aksi lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan irama penyadaran bagaimana bersahabat dengan alam.

"Gerakan penanaman pohon serentak di seluruh wilayah Kabupaten Boyolali yang melibatkan semua lapisan serta komponen masyarakat di 267 desa dan kelurahan di 19 kecamatan itu, adalah gagasan yang sederhana, mudah-mudahan warga saya tidak bosan," katanya.

Gerakan moral yang digaungkan oleh Pemkab Boyolali tersebut disambut antusias semua elemen masyarakat maupun semua instasi yang berada di daerah itu. 

"Kami ingin Boyolali menjadi daerah percontohan penghijaun untuk wilayah lain di Indonesia," kata Bupati.

Menurut artis ibukota yang juga mantan Duta Lingkungan Hidup Oppie Andariste, bahwa suhu bumi yang semakin panas saat ini, karena pengaruh dari banyak pohon yang ditebangi dan industri yang berdiri terus meningkat yang menyebabkan polusi atau rumah kaca.

Sehingga, kata dia, iklim sekarang sudah tidak dapat diprediksi lagi yang seharusnya bulan musim hujan tetapi, justru musim panas yang terjadi. Hal ini, dampak pemanasan global. 

Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari pentingnya pohon yang memberikan kehidupan bagi manusia dengan aksi moral menanam dan memelihara pohon ini. Pihaknya berharap gerakan moral itu, mampu merubah Boyolali ke depan menjadi Ijo Royo-Royo dan masyarakat semakin sejahtera.

"Saya akan membawa berita ini, saat manggung di daerah lain, agar Boyolali menjadi contoh semua kabupaten dan kota di Tanah Air," katanya.

Menurut artis terkenal Iwan Fals, bahwa dirinya merasa kagum dengan sekecil Kota Boyolali bersih dan telah meraih tujuh kali penghargaan Adipura dari Pemerintah pusat.

Selain itu, dirinya juga kagum dengan potensi yang dimiliki oleh kabupaten tersebut. Di antarnya, seni budaya yakni ada sekitar 70 jenis kesenian di lereng Merapi.

"Saya terkesan dengan suguhan salah satu seni tari oleh warga lereng Merapi di Boyolali, Topeng Ireng," katanya.

Menurut dia, dirinya sangat mendukung program yang digaungkan oleh Bupati Boyolali Seno Samudro yang menanam satu juta pohon untuk mewariskan sumber mata air bukan air mata.

Menurut Seno Kusumoarjo salah satu tokoh masyarakat Boyolali, pihaknya meminta kepada Bupati dan jajarannya agar kegiatan gerakan moral menanam pohon di Boyolali tidak hanya serimonial saja, tetapi harus diwujudkan dengan nyata di lapangan.

Sehingga, Boyolali ke depan betul-betul hijau banyak ditumbuhi pohon-pohon yang bermanfaat dan masyarakatnya juga ikut merasakan dengan meningkatnya kesejahtraan mereka. 

"Kami meminta dalam gerakan moral menanam pohon di Boyolali tidak ada kepentingan politik, sehingga daerah ini betul-betul hijau royo-royo seperi temanya," katanya.

Oleh kerena itu, Seno Kusumoarjo berharap Boyolali ke depan dapat menjadi pionir gerakan moral penghijauan di Tanah Air, yang menyadarkan daerah lain tentang pentingnya pohon bagi kehidupan manusia.

Program Boyolali Ijo Royo-Royo yang digaungkan oleh Pemkab, juga mendapat dukungan penuh oleh kalangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat setempat. 

Menurut Ketua DPRD Boyolali S. Paryanto, bahwa pihaknya sangat mendukung gerakan moral menanam satu juta pohon tersebut baik melalui kebijakan dalam pembahasan anggaran maupun sosialisasi terhadap masyarakat.

"Program tanam satu juta pohon sangat baik untuk kepentingan umat manusia. Jika kita mencintai alam, maka mereka akan lebih bersahabat dengan kita," katanya. 

Konser Musik Ijo Royo-Royo 


Pemkab Boyolali yang melakukan sosialisasi penanaman satu juta pohon dengan menggelar konser musik "Boyolali Ijo Royo-Royo" di Stadion Pandanarang, pada Sabtu (9/6) malam, yang dihadiri sekitar puluhan ribu penonton. 

Konser musik pendekar lingkungan tersebut diawalli dengan penampilan Band Kaisar dan disusul Oppie Andaresta, kemudian dilanjut dengan grup musik Elpamas, yang membawakan sejumlah lagu seperti Alamku dan Dewa Bermuka Dua serta Anak Adam.

Konser Musik Boyolali Ijo Royo-Royo suasana semakin panas ketikan hadir vokalis kawakan Achmad Albar yang tampil membawakan lagu Syair Kehidupan, Panggung Sandiwara dan semut hitam.

Sawung Jabo dengan Band Sirkus Barock, juga tampil yang membawakan lagu-lagi tentang kritikan moral antara lain goro-goro, bumiku, jali-jali anak negeri dan kuda lumping yang ditemani oleh Iwan Fals.

Menurut Iwan Fals dengan Boyolali Ijo Royo Royo, semoga bercita-cita untuk mewariskan banyak mata air dapat terwujud, dan masyarakatnya semakin makmur. Hal ini seperti lagu yang dibawakan yang judul di mata air tidak air mata.

Iwan Fals kemudian juga membawakan lagu antara lain berjudul pohon untuk kehidupan, tanam pohon, tikus kantor, wakil rakyat, dan bertobat yang mendapat sambutan meriah para penonton yang memadati Stadion Pandanarang Boyolali.







Sumber: antaranews.com



Selanjutnya...

Kamis, 07 Juni 2012

#BylFoto: Tiba di Boyolali Iwan Fals Disambut Topeng Ireng

Setibanya di Boyolali, Iwan Fals disambut dengan Tari Topeng Ireng, Kamis (7/6/2012). Iwan Fals, Sirkus Barock, Elpamas, Achmad Albar, Ian Antono dan Oppie Andaresta rencananya akan tampil di Konser Musik Hijau di Stadion Pandanarang, Sabtu (9/6/2012) mendatang.




Tarian itu diiringi dengan musik dan tembang Jawa yang intinya menyangkut berbagai nasihat tentang kebaikan hidup.



Topeng Ireng adalah satu bentuk tradisi seni pertujukan yang berasimilasi dengan budaya lokal Jawa Tengah.




Para penari tampil dengan kostum yang unik. Setiap penari memakai mahkota dari bulu dan pakaian warna warni.



Para penari memakai alas kaki dengan gelang kelintingan yang menimbulkan suara riuh.



Iwan Fals menyaksikan tarian Topeng Ireng.



Setiap pertunjukan Topeng Ireng akan selalu riuh rendah diiringi berbagai bunyi-bunyian dan suara. Mulai dari suara hentakan kaki, terikan para penari dan musik yang mengiringi.


Warga sekitar juga berdatangan ke lokasi untuk menonton pertunjukan Topeng Ireng.



Sumber: detik.com


Selanjutnya...

Pepaya Asli Boyolali, Dagingnya Mirip Salak

Bupati panen raya pepaya MJ9.
Bupati Boyolali Drs Seno Samudro, Kamis (7/6) melakukan panen raya pepaya jenis baru MJ9 di Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo. Panen raya tersebut sekaligus sebagai simbol bangkitnya tanaman pepaya yang sempat hancur akibat serangan hama kutu putih.
Pepaya jenis MJ9 atau Mojosongo merupakan jenis baru yang saat ini sedang dikembangkan di Boyolali. Pepaya ini hasil persilangan antara pepaya lokal dengan pepaya jenis thailand. Pepaya ini nantinya akan menjadi pepaya asli Boyolali dan telah disertifikasi oleh Kementrian Pertanian. Dari sembilan jenis pepaya yang disusulkan untuk mendapatkan sertifikasi atas nama Boyolali, hanya pepaya jenis MJ9 yang disetujui.
“MJ9 nantinya akan kita jadikan varietas unggulan di Boyolali, pepaya jenis ini sangat menarik, daging pepayanya mirip dengan salak, masir,” tandas Bupati usai memanen pepaya di kebun seluas 6 hektar tersebut.
Selain itu, pepaya MJ9 saat ini hanya bisa tumbuh di wilayah Mojosongo saja. Oleh karena itu, potensi ini, menurut bupati harus dioptimalkan dengan baik. Bupati berharap pepaya jenis ini tidak terserang kutu putih.”Jangan sampai terserang kutu putih lagi seperti tahun 2009 lalu, panen ini sekaligus sebagai tonggak bangkitnya pepaya di Boyolali,” ujarnya

Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Sego Jagung Mbah Parti, Khas Boyolali


Mbah Parti, sudah 25 tahun jualan sego jagung.
Iwak peyek, iwak peyek sego jagung… Kalau Anda ingin mencicipi nikmatnya sego jagung, gampang. Datang saja ke Boyolali.  
Sego jagung saat ini masih menjadi menu favorit di sebagian masyarakat Boyolali. Khususnya warga di lereng Gunung Merapi-Merbabu. Sego jagung dengan bahan utama jagung, tidaklah sulit ditemukan di sudut-sudut pasar tradisional di Boyolali. Penyajian yang menggunakan pincuk (wadah dari daun pisang) dengan menu tambahan, seperti ikan asin, urap berbagai macam daun-daunan, seperti daun pepaya, bayam dan adas, bisa membangkitkan selera.
”Rasanya enak, apalagi kalau jagungnya masih baru, ada rasa manisnya, buat stamina,” ujar Totok, warga Musuk.
Salah satu penjual sego jagung yang setia dengan menu khas pegunungan itu, Parti (60) warga Pusong Boyolali Kota. Mbah Parti, demikian kalangan PNS Boyolali memangilnya sudah 25 tahun berjualan  sego jagung dari kantor ke kantor.
Setiap waktu, pelanggannya terus bertambah. Mbah parti sendiri mengaku untuk mendapatkan sego jagung yang pulen, dipilihlah jagung yang berwarna putih dan masih baru. ”Kalau masih baru kan hasilnya lebih pulen, masaknya juga harus matang betul,” ungkapnya ditemui di sela-sela melayani pembeli kalangan PNS di lingkungan Setda Boyolali, kemarin.
Meski terlihat sederhana, namun tidak semua orang bisa membuat sego jagung yang pulen. Menurut Mbah Parti, membutuhkan waktu lama untuk membuat sego jagung. Awalnya, jagung dibersihkan dan ditumbuk hingga halus,  kemudian dimasak hingga matang.
Nah Anda ingin mencoba sego jagung pulen? Silahkan datang ke Boyolali. Rasakan nikmatnya makan sego jagung dengan daun adas, ditanggung akan ketagihan.


Sumber: timlo.net


Selanjutnya...

Selasa, 05 Juni 2012

8 BUMN Gelar Bakti Sosial Bareng di Boyolali

Sejumlah warga mengikuti pengobatan gratis.
Delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Kementrian BUMN bidang jasa, Selasa  (5/6), menggelar bakti sosial bareng berupa pengobatan dan pemberian makanan bergisi bagi balita di Lapangan Poncobudoyo, Boyolali Kota.


Kegiatan serupa juga digelar di tiga tempat lain, Sleman, Bantul dan Magelang. Keempat daerah tersebut merupakan kawasan yang terkena dampak letusan Merapi 2010 lalu. ”Kita memang tidak hanya memfokuskan untuk masalah kesehatan saja, tapi juga bantuan jembatan dan jalan di kawasan rawan erupsi Merapi,” ungkap Direktur Keuangan PT Askes, Purnawarman.
Diakui, bantuan bakti sosial ini difokuskan untuk korban Merapi. Bantuan diberikan melalui program kemitraan dan bina lingkungan terdiri dari berbagai macam kegiatan di antaranya pemberian bantuan alat kesehatan bagi Posyandu dan Puskesmas, sembako dan gizi. Disamping bantuan infratsruktur berupa jalan dan jembatan. Total anggaran yang dikucurkan untuk kegiatan tersebut adalah Rp 2, 674 milliar.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Syamsudin MKes, mengatakan kegiatan bakti sosial tersebut bebas diikuti siapapun. Pihaknya telah menyiapkan tenaga medis dari berbagai spesialisasi. 

Sumber: timlo.net
Selanjutnya...