Car Free Day di seputaran Pasar Boyolali Kota. |
“Rencana CFD digunakan untuk memamerkan produk yang dihasilkan masyarakat Boyolali. Tapi selama ini belum ada anggaran untuk pelaksanaan CFD, jadi CFD sejauh ini masih uji coba. Selain itu, SKPD yang rencananya sebagai pengisi acara dalam acara tersebut juga masih kurang persiapannya. Jadi CFD belum bisa rutin pelaksanaannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sigit menuturkan tidak menentukan acara apa yang harus disajikan setiap SKPD. SKPD diharapkan menunjukkan potensi dari warga binaan atau potensi daerah masing-masing.
Terkait sosialisasi pelaksanaan CFD, Sigit mengaku masih lemah. Pihaknya belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat.
“Selama ini sosialisasi, kami lakukan melalui radio milik pemerintah daerah dan juga instansi, seperti kecamatan dan dinas untuk bisa menyampaikan kepada warga. Kami belum bisa melakukan sosialisasi melalui spanduk karena masalah dana,” tuturnya.
Sigit juga mengungkapkan apabila dana sudah tersedia dan perbaikan jalan lingkar utara sudah selesai, area CFD akan diperpanjang dari Terminal Sunggingan sampai batas kota.
“Pembangunan jalan lingkar utara yang belum selesai, membuat kami waswas karena sewaktu-waktu jika ada kemacetan di jalan lingkar, bus dan truk dialihkan ke jalan kota. Hal tersebut pastinya akan mengganggu pelaksanaan CFD,” akunya.
Lebih lanjut Sigit mengatakan rencana ke depan, CFD dilaksanakan setiap pekan. Hal tersebut bisa dilaksanakan ketika dana, sarana, prasarana dan SKPD sudah siap. Sementara itu, terkait kendaraan yang masih melewati jalur CFD. Sigit menuturkan pihaknya sulit mengatur.
“Setiap minggu pagi, Masjid Al Anwar yang terletak di Jl Pandanaran 70 ada pengajian. Selesai pengajian, mereka melewati area CFD. Kami sulit mengontrol karena keterbatasan SDM,” ungkapnya.
Sumber: solopos.com