Gunung Merapi dari Pasar Selo |
Relawan Jaringan Lingkar (Jalin) Merapi, Mujianto mengatakan, perubahan kharakter pada Merapi sudah mulai dirasakan sejak tahun 2011 lalu, atau setahun setelah erupsi. Perubahan tersebut semakin kentara dengan hilangnya puncak Merapi akibat longsor. Perubahan yang terjadi dimana saat ini Merapi lebih sering mengeluarkan embusan atau asap Sulfatara. Embusan yang terjadi ini diakibatkan puncak Merapi saat berbentuk seperti topi.
“Masyarakat harus segera tahu perubahan kharakter Merapi, kondisi sekarang lebih sering mengeluarkan asap atau embusan, itu harus disosialisasikan ke masyarakat di lereng Merapi biar mereka tidak khawatir,” ungkap Mujiyanto, Sabtu (3/11).
Meski sering mengeluarkan embusan, kondisi tersebut justru dinilai aman. Pasalnya gas magma dari perut Merapi bisa keluar dan sehingga energinya tidak besar. Beda halnya bila asap tidak keluar, maka akan menyimpan energi yang besar dan membahayakan karena bisa terjadi letusan.
Diakui Muji, hingga saat ini belum ada sosialisasi ke masyarakat di lereng Merapi terkait perubahan kharakter oleh pemerintah daerah. ”Sama sekali belum tersosialisasikan,” tandasnya.
Sumber: timlo.net