• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Selasa, 13 November 2012

Teh Tiongke, Potensi Boyolali yang Belum Tergarap

Teh Tiongke
Desa Jlaren, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali memiliki potensi alam yang sangat hebat. Salah satunya adalah Teh Tiongke. Teh ini dikenal sejak jaman penjajahan Jepang. Teh Tiongke dibuat langsung dari daun yang masih segar. Pengolahanya pun masih sangat sederhana. Meski begitu, manfaat di dalamnya sangat besar.
Salah satu manfaat yang saat ini dipercayai warga sekitar yakni Teh Tiongke bisa untuk menambah dan meningkatkan stamina usai melakukan aktivitas. Karena manfaatnya tersebut, warga Jlarem yang rata-rata adalah petani hingga saat ini masih mengkonsumsinya usai dari ladang.
“Kalau habis dari ladang, sampai di rumah pasti minum Teh Tiongke, cukup diseduh dengan air panas dan diminum dengan mengunyah gula Jawa, badan jadi segar kembali,” ungkap Wiryono, warga Jlarem.
Dinamakan Teh Tiongke, karena saat memetik daun teh yang batang pohonnya tinggi dilakukan dengan meniungkan dahan yang tinggi dengan tangan. Baru kemudian, pucuk daun-daun muda dipetik. Sementara untuk pengolahanya masih sangat sederhana, daun yang telah dipetik di sangrai diatas wajan dari tanah. Setelah agak layu, daun teh diangkat dan dipilin-pilin menjadi kecil. Setelah itu kembali disangrai hingga kering.
Sayangnya, potensi alam tersebut belum mendapat respon dari pemerintah setempat. Hal tersebut diakui salah satu anggota DPRD Boyolali asal Ampel, Dwi Adi. Menurutnya, pemerintah atau instansi terkait harusnya tanggap dengan potensi tersebut. Terlebih dengan maraknya pengobatan herbal yang saat ini menjamur,peluang tersebut mestinya bisa diraih.
“Itulah, potensi yang sangat besar ini kurang mendapat respons, padahal Teh Tiongke banyak sekali manfaatnya,” tandas Dwi Adi ditemui di Gedung Dewan.

Sumber: timlo.net


Artikel Terkait