Pesona alam Merapi-Merbabu sampai kapan pun tetap akan menjadi idola bagi wisatawan. Keindahan alamnya menjadi daya tarik tersendiri. Namun bila berkunjung lereng dua gunung tersebut, Selo, Kabupaten Boyolali, jangan lupa untuk menikmati makanan khas masyarakat nggunung, jadah ragi manis plus tempe bacem.
Hawa dingin pegunungan terasa menusuk tulang belulang. Namun dinginya Merapi akan sirna tatkala di depan mata terhidang jadah khas Selo. Hemmmmmm… selain gurih, jadah khas Selo ini paling enak dinikmati dengan teh kampul. Pokoknya nyamleng…
Salah satu warung jadah yang sudah terkenal adalah milik Mbah Jadah Waginem. Di usianya ke 87 tahun tersebut, Mbah Jadah Waginem merupakan generasi ke tiga. Usaha keluarga turun temurun ini menurut keterangan Mbah Jadah sudah berusia hampir 300 tahun. ”Wah ini sudah lama sekali, turun temurun, saya sendiri sudah menekuni sejak 75 tahun lalu,” papah Mbah Jadah yang masih tetap energik, baru-baru ini.
Untuk mempertahankan pelangganya, Mbah Jadah mempunyai kiat khusus dalam mempertahankan rasa. Salah satunya adalah memilih kelapa dengan kualitas terbaik dan pemilihan beras ketan yang bagus. ”Semua bahan yang kita gunakan kualitasnya terbaik. Jadah buatan kita ini bisa bertahan selama seminggu,” ungkapnya sambil melayani pembeli.
Selain cita rasa, untuk menarik pelanggan, jadah pulen ini dinikmati dengan ragi manis yang terbuat dari parutan kelapa yang dimasak dengan cita rasa manis dan tempe bacem. Satu potong jadah dijual Rp 1.000 . Pelanggan yang datang berasal dari berbagai wilayah, seperti Solo, Yogyakarta, Semarang hingga Jakarta. Nah bila Anda berkunjung ke Selo, jangan lupa untuk mencicipi jadah khas Ngunung.
Sumber