• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Senin, 28 Mei 2012

Tiga RSUD Boyolali Digelontor Rp 26 Miliar

RSUD Pandan Arang.
Pemkab Boyolali bakal mengucurkan dana senilai Rp26 miliar untuk memperbaiki tiga buah rumah sakit. Ketiga rumah sakit itu adalah RSUD Pandan Arang, RSUD Banyudono, dan RSUD Simo.

Bupati Boyolali, Seno Samodro mengatakan, kucuran dana dimaksudkan untuk perbaikan fisik di rumah sakit milik Pemkab Boyolali. Ia mencontohkan, penambahan fasilitas berupa perluasan RSUD Pandan Arang. “RSUD Pandan Arang akan kita perluas. Perluasannya memanfaatkan Kantor PDAM yang baka dipindah ke Ngebong,” katanya saat ditemui wartawan di Pemkab Boyolali, Senin (28/5/2012).

Bupati menjelaskan, perbaikan fasilitas fisik di RSUD Banyudono sebesar Rp3,3 miliar dan RSUD Simo Rp3,6 miliar. Pihaknya berharap rehab sejumlah rumah sakit negeri ini bisa semakin membantu masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan.

Sementara itu, Direktur RSUD Pandan Arang, Endang Sri Widati mengungkapkan, pihaknya sangat senang mendapatkan bantuan dana tersebut. Pasalnya, rehab fisik semula hanya Rp17 miliar. Dana sebanyak itu untuk UGD terpadu dan penambahan fasilitas perawatan kelas III.

“Perbaikan tahap pertama cair sekitar Rp5,4miliar untuk pembangunan IGD terpadu. Setelah itu menyusul tahap kedua,” tuturnya. Endang menerangkan, di RSUD Pandan Arang terdapat sebanyak 288 tempat tidur. Sebanyak 82 di antaranya merupakan pasien kelas III. Pihaknya merencanakan, ada penambahan tempat tidur 102 buah. Hal ini dilakukan untuk mengkaver pasien keluarga miskin yang difasilitasi Jamkesmas dan Jamkesda.

Lebih lanjut ia memaparkan, peningkatan jumlah tempat tidur juga untuk mengantisipasi membeludaknya pasien. Menurutnya, sejumlah antisipasi telah dilakukan yakni pasien kelas III dapat dilayani di kamar atasnya, yakni kamar kelas II.

“Kami akui pasien kerapkali membeludak. Saking banyaknya, pasien sering berada di ruang UGD karena tidak mendapat tempat. Kami berharap, perbaikan ini bisa meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” jelasnya.



Sumber: solopos.com


Artikel Terkait