Pengunjung bebas menikmati makanan yang disajikan di ritual Buka Luwur di Pantaran, Ampel. |
Tradisi Buka Luwur atau kelambu penutup Makam Syech Maulana Malik Magribi digelar tiap Jumat Kliwon bulan syuro, sebelumnya dilakukan kirab tumpeng dan hasil bumi dari rumah tokoh masyarakat setempat menuju ke makam. Setelah di makam di lakukan doa bersama, dzikir, baru kain lurup di makam Syech Maulana diganti.
Sementara selama prosesi berlangsung, masyarakat sekitar yang datang ke lokasi membawa makanan yang ditaruh dalam tenong atau wadah bambu. Beragam makanan tersebut nantinya dibagikan kepada pengunjung. Setiap pengunjung yang ada dilokasi makam bebas menikmati makanan yang disediakan warga. Mereka bahkan ada yang membawa pulang.
“Iya tadi minta sama warga, ini saya bawa pulang, nanti saya taruh di sawah saya, biar panen berhasil,” ungkap Sutarno, warga Salatiga, yang sengaja datang ke ritual buka luwur untuk ngalap berkah agar panenanya berhasil.
Masyarakat luar yang datang ke lokasi, mempercayai makanan dan kain lurup yang dibagikan akan mendatangkan berkah tersendiri. Bahkan untuk mendapatkan itu semua, beberapa diantaranya sudah menginap di komplek makam yang berada di Lereng Gunung Merbabu.
Disisi lain, Assisten 2 Pemkab Boyolali, Juwaris, mengaku selain tradisi turun temurun, buka luwur ini sekaligus digunakan untuk mempersatu persaudaraan diantara warga.
Sumber: timlo.net