![]() |
Anggota DPRD minum susu sapi segar bersama. |
Sayangnya, perkembangan sapi perah sebagai penghasil susu, belakangan ini mulai menurun. Penurunan produksi susu sapi disebabkan banyaknya peternak sapi perah yang pindah haluan memilih beternak sapi daging. Kondisi ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya mahalnya biaya pakan dan kwalitas susu yang rendah.
Kondisi tersebut menjadi keprihatinan di DPRD Boyolali. Bila dibiarkan, ikon Boyolali sebagai Kota Susu bisa hilang. ”Sayang sekali kan bila itu hilang, kita mencoba melakukan gebrakan dengan mengumpulkan peternak sapi perah untuk mengeliatkan kembali peternakan sapi perah di Boyolali,” ungkap Wakil Pimpinan Dewan, Turisti Hindriya, Sabtu (2/6) saat mengumpulkan puluhan peternak sapi perah.
Puluhan sapi peternak yang dikumpulkan untuk sementara berasal dari 5 kecamatan penghasil susu sapi, Mojosongo, Cepogo, Selo, Boyolali Kota, dan Musuk. Dalam kesempatan tersebut, peternak mengeluhkan berbagai kendala yang dihadapi saat ini. Seperti masalah mahalnya harga pakan, susu sapi yang selalu ditolak KUD karena kwalitas jelek dan harga susu yang rendah. Padahal produksi susu segar yang disetorkan melalui KUD ke industri pegolahan susu cukup besar, sekitar 200.000 liter per hari. Saat ini harga jual susu segar dari peternak ke KUD berkisar Rp 3.500 per liter.
“Selama ini kita sering diombang ambingkan harga susu, pakan juga, padahal kwalitas susu sangat tergantung juga dengan pakan yang kita berikan,” ungkap Sarwoto, peternak sapi perah asal Cepogo.
Sebagian besar peternak memakai bekatul, konsentrat, dan singkong (yang harganya terus naik) untuk pakan ternak sapinya. Kondisi ini diperparah pada musim kemarau. Para peternak harus mendapatkan pakan rumput dengan cara beli, bahkan air bersih untuk minum sapi juga harus beli.
Sebagian besar peternak memakai bekatul, konsentrat, dan singkong (yang harganya terus naik) untuk pakan ternak sapinya. Kondisi ini diperparah pada musim kemarau. Para peternak harus mendapatkan pakan rumput dengan cara beli, bahkan air bersih untuk minum sapi juga harus beli.
Sumber: timlo.net
Artikel Terkait
- Ruwah, Petani Mawar Meraup Berkah
- Hari Ibu, Wanita Petani Sayur Njoget Tarian Lelaki
- Kharakter Merapi Berubah, Warga Perlu Tahu
- Tenongan untuk Nyadran Berganti Infak
- Liburan, Jumlah Pendaki Gunung Merapi Melonjak
- Musim Liburan, Waspada Jalur Rawan Kecelakaan
- Mentho Kacang Tholo, Gurih dan Renyah, Obat Ngantuk
- Cegah Bentrok, Siswa SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 Boyolali Kerja Bakti Bersama
- Terkendala Dana, CFD di Boyolali Diadakan Tak Tiap Pekan
- Pemkab Boyolali Izinkan Kendaraan Dinas Untuk Mudik
- Ini Dia, Peta Daerah Rawan Bencana di Boyolali
- Sepi Pengunjung, Flying Fox Cepogo Berhenti Beroperasi
- Musim Kering, Persediaan Pakan Hijau Ternak Minim
- Kerajinan Tembaga Tumang, Identitaskan Warga Boyolali
- Ikon Kota Susu di Boyolali Mulai Pudar
- Boyolali Jadi Proyek Percontohan Singkong Bioetanol
- Pepaya Asli Boyolali, Dagingnya Mirip Salak
- Tersetrum, Pekerja Bangunan di Boyolali Kobong
- Daftar Alamat dan Nomor Telepon Rumah Sakit di Boyolali
- Tradisi Turun-temurun di Lereng Merapi: Bakdo Kupat, Rame-rame Mengarak Hewan Ternak