• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Senin, 06 Agustus 2012

Sepi Pengunjung, Flying Fox Cepogo Berhenti Beroperasi

Flying fox tikungan di Irung Petruk.
Wahana Flying Fox di kawasan Irung Petruk, Desa Genting, Cepogo, Boyolali, saat ini berhenti beroperasi mengingat minat pengunjung dinilai belum memadai.
Berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi, Senin (6/8), tiang-tiang tumpuan wahana yang menawarkan uji adrenalin dengan berseluncur di ketinggian tersebut masih terpasang. Namun, kabel pengait tiang yang lazimnya dipakai sebagai rel seluncur sudah diambil oleh pemiliknya.
Trek seluncur diketahui memiliki panjang lebih dari 25 meter. Dari potensi tersebut, wahana menawarkan tantangan yang lebih dibanding flying fox di tempat lain. Pasalnya, pengguna jasa di sana bisa lebih tertantang meluncur di atas jurang yang menjadi jeda antar tikungan jalan di sekitar Irung Petruk.
Namun sayangnya, wahana tersebut tak beroperasi dalam beberapa bulan terakhir. “Sudah ada dua bulan tak beroperasi karena dalam sebulan hanya berapa orang yang menyewa,” terang salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi, Lastri, 32, kepada Solopos.com.
Wahana tersebut, lanjut dia, diserahkan kepada salah seorang warga Desa Genting untuk diurus. Lastri menyebut nilai setiap sewa penggunaan fasilitas tersebut terlalu mahal.
Warga Genting lainnya, Bandel, mengatakan sewa perpaket penggunaan jasa tersebut adalah Rp20.000. Dia menganggap harga tersebut relatif masih terjangkau. Dia menjelaskan tiga warga direkrut pemilik untuk mengurusi pengoperasian flying fox. “Memang bulan-bulan ini sepi dan gaji karyawan kan setiap bulan, jadi tak seimbang dengan pendapatan,” jelasnya.
Meskipun demikian, dia menerangkan terdapat rencana mengaktifkan kembali wahana tersebut pada musim lebaran nanti. “Musim lebaran kan biasanya ramai. Yang kami dengar, kemungkinan wahan diaktifkan lagi,” tandasnya.
Selain menikmati tantangan wahana tersebut, pengunjung bisa melihat keindahan pemandangan alam pegunungan. Dataran Boyolali dan Solo bisa terlihat dari lokasi itu.



Sumber: solopos.com



Artikel Terkait