• Selama tiga kali pasaran terakhir, harga penjualan sapi di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali mengalami penurunan Rp 500.000 – Rp1 juta tiap ekor.
  • Revitalisasi Umbul Tirtomulyo di Dusun Umbul, Kemasan, Sawit, Boyolali, tahap pertama sudah berjalan 60%.
  • Sebanyak 10 orang siswa dari OSIS SMK Ganesha Tama dan SMK Muhammadiyah 4 mengadakan kerja bakti membersihkan coretan di dinding bagian depan Taman Sono Kridanggo dan BPD Boyolali.
  • Menghadapi musim penghujan yang intensitasnya mulai tinggi, BPBD Boyolali melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam.

Senin, 23 Juli 2012

Melongok Kampung Pedagang Sate Kambing: Tugu Sate Tongseng Simbol Kerukunan Glagahombo

Tugu Sate Tongseng di Glagahombo, Blumbang, Klego.
Sebuah dusun di wilayah Kabupaten Boyolali dikenal sebagai pusatnya pedagang sate kambing. Tidak hanya dikenal di Boyolali, namun juga terkenal di Ibukota. Sebagai tanda, dibuatnyalah Tugu Sate Tongseng di tengah dusun.


Dusun Glagahombo, Desa Blumbang, Kecamatan Klego atau tepat di sebelah selatan Waduk Bade. Di dusun ini, sebagian besar warganya berprofesi sebagai pedagang sate kambing. Kebanyakan berjualan sate kambing di Jakarta.


Menurut Sekretaris Paguyuban Ikatan Kerukunan Keluarga Glagahombo Jabotabek, Purwanto, saat ini terdapat 1000 pedagang sate kambing di Jakarta. Begitu banyaknya warga yang berjualan sate kambing di Ibukota berawal dari getok tular warga yang sudah menetap di sana.


“Awalnya cuma sedikit, kemudian saling getok tular, kita ambil pekerja dari kampung, kalau sudah mampu, mandiri sendiri, akhirnya menjadi banyak, tersebar di Jabotabek,” ungkap Purwanto.


Diceritakan juga mulainya merambah ke Jakarta pada tahun 1960-an. Salah satu pelopornya Almarhum Jumiran, yang merintis dagang sate kambing ke Ibukota. Jumiran sendiri tidak begitu saja sukses mendulang emas di Jakarta. Usaha yang dilakukan pertama kali berkeliling hingga kemudian memiliki kios dan menetap. Keberhasilan Jumiran ini kemudian diikuti warga Glagahombo.


Sebagai wujud kebanggaan warga Glagahombo sebagai penjual sate kambing maka dibangunlah Tugu Sate Tongseng. Tugu ini juga untuk mengingatkan generasi Glagahombo untuk melanjutkan kebanggaan itu, jangan sampai hilang dan punah.
“Kita berharap jangan sampai punah. Bagaimanapun juga jualan sate tongseng kambing telah mampu mengentaskan kemiskinan dan mensejajarkan ekonomi kami dengan daerah lain,” tandas Purwanto.
Tugu Sate Tongseng sendiri berwujud patung Semar dan Petruk dengan angkring tempat berjualan sate keliling dan tempat bakaran. Tugu ini dibangun dengan dana swadaya masyarakat dan menghabiskan dana Rp 150 juta. 

Sumber: timlo.net


Artikel Terkait