Tugu Sate Tongseng di Glagahombo, Blumbang, Klego. |
Dusun Glagahombo, Desa Blumbang, Kecamatan Klego atau tepat di sebelah selatan Waduk Bade. Di dusun ini, sebagian besar warganya berprofesi sebagai pedagang sate kambing. Kebanyakan berjualan sate kambing di Jakarta.
Menurut Sekretaris Paguyuban Ikatan Kerukunan Keluarga Glagahombo Jabotabek, Purwanto, saat ini terdapat 1000 pedagang sate kambing di Jakarta. Begitu banyaknya warga yang berjualan sate kambing di Ibukota berawal dari getok tular warga yang sudah menetap di sana.
“Awalnya cuma sedikit, kemudian saling getok tular, kita ambil pekerja dari kampung, kalau sudah mampu, mandiri sendiri, akhirnya menjadi banyak, tersebar di Jabotabek,” ungkap Purwanto.
Diceritakan juga mulainya merambah ke Jakarta pada tahun 1960-an. Salah satu pelopornya Almarhum Jumiran, yang merintis dagang sate kambing ke Ibukota. Jumiran sendiri tidak begitu saja sukses mendulang emas di Jakarta. Usaha yang dilakukan pertama kali berkeliling hingga kemudian memiliki kios dan menetap. Keberhasilan Jumiran ini kemudian diikuti warga Glagahombo.
Sebagai wujud kebanggaan warga Glagahombo sebagai penjual sate kambing maka dibangunlah Tugu Sate Tongseng. Tugu ini juga untuk mengingatkan generasi Glagahombo untuk melanjutkan kebanggaan itu, jangan sampai hilang dan punah.
“Kita berharap jangan sampai punah. Bagaimanapun juga jualan sate tongseng kambing telah mampu mengentaskan kemiskinan dan mensejajarkan ekonomi kami dengan daerah lain,” tandas Purwanto.
Tugu Sate Tongseng sendiri berwujud patung Semar dan Petruk dengan angkring tempat berjualan sate keliling dan tempat bakaran. Tugu ini dibangun dengan dana swadaya masyarakat dan menghabiskan dana Rp 150 juta.
Sumber: timlo.net